Selain ISPA, anak bisa mengalami kesulitan bernafas karena bronkopneumonia pada anak. Sebagai orang tua tentunya ingin buah hatinya tumbuh dengan sehat, untuk itu wajib tahu penyebab dan cara penanganan gangguan kesehatan satu ini.
Tingkat keparahan gejalanya sendiri tergantung kondisi dari pasien. Biasanya pasien bronkopneumonia akan merasakan gejala seperti, kesulitan bernafas, batuk, hingga demam. Agar tidak salah dalam penanganannya, ketahui informasi lengkapnya di sini.
Mengenal Bronkopneumonia pada Anak
Belum banyak yang tahu mengenai bronkopneumonia bisa terjadi pada anak-anak sehingga terkadang orang tua terlambat menyadarinya. Sekedar informasi, bronkopneumonia adalah radang yang terjadi pada bronkus sampai alveolus paru-paru.
Gangguan kesehatan satu ini paling sering menyerang anak kecil dan bayi. Gejalanya cukup beragam dan patut mendapatkan perhatian para orang tua agar kondisi buah hati tidak sampai memburuk.
Dari data WHO yang tersebar luas menyebutkan bahwa ada sekitar 10-20 persen pertahun anak Indonesia yang mengalami bronkopneumonia. Ada faktor risiko yang meningkatkan anak-anak terinfeksi bakteri penyebabnya, misalnya :
- Menderita infeksi seperti campak atau HIV
- Anak belum memperoleh vaksin pneumonia
- Tidak mendapatkan ASI eksklusif ketika bayi
- Kekurangan gizi atau malnutrisi
- Kelainan bawaan pada paru-paru dan pernapasan
- Mengalami kelahiran prematur
Gejala yang Muncul Ketika Anak Mengalami Bronkopneumonia
Tingkat keparahan gejala anak yang mengalami bronkopneumonia cukup beragam, umumnya tergantung dari kondisi kesehatan serta kondisi lingkungan sekitarnya. Berikut beberapa di antaranya:
- Suhu tubuh meningkat
- Tiba-tiba mengalami kesulitan bernafas
- Rasa nyeri pada dada yang kemungkinan memburuk saat batuk
- Munculnya batuk berlendir, dahak kental hingga kuning atau kehijauan
- Berkeringat di atas normal
- Tubuh menggigil
- Timbulnya nyeri pada otot
- Tubuh cepat merasa kelelahan
- Nafsu makan menjadi menurun
- Si kecil merasakan sakit kepala
- Kebingungan atau disorientasi, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.
- Kepala terasa pening
- Mual sampai muntah
- Batuk dengan bercak darah
- Dada terasa nyeri
- Anak menjadi sering rewel bahkan sampai kesulitan tidur
- Wajah berubah pucat
- Perubahan warna pada bibir dan kuku yang berubah kebiruan
- Saat bernafas berbunyi grok-grok
Penyebab Bronkopneumonia pada Anak
Paling umum, bronkopneumonia terjadi karena akibat paru-paru terinfeksi bakteri jenis Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenza tipe b (Hib). Pada kondisi lain, gangguan kesehatan ini juga terjadi karena Infeksi paru-paru oleh virus dan jamur.
Baik virus, bakteri, dan jamur bisa masuk ke bronkus dan alveolus kemudian berkembang hingga memicu munculnya bronkopneumonia. Bukan hanya itu, orang dengan faktor risiko tertentu kemungkinan tertular penyakit ini jauh lebih besar. Siapa saja itu? Penjelasannya sebagai berikut:
- Anak yang berusia di bawah 2 tahun
- Orang tua yang berusia di atas 65 tahun
- Perokok aktif atau peminum alkohol
- Seorang yang mengalami infeksi pernapasan seperti pilek dan flu
- Pengidap penyakit paru-paru seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), cystic fibrosis, bronkiektasis, dan asma.
- Memiliki riwayat penyakit kronis seperti diabetes, gagal jantung, atau penyakit hati.
- Mengalami kondisi yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, mulai dari HIV atau gangguan autoimun tertentu.
Cara Dokter Mendiagnosa
Gejala luar yang terlihat tidak bisa menjadi satu-satunya sumber diagnosis. Setelah melihat gejala, ciri fisik, dan riwayat kesehatan, dokter akan melakukan beberapa hal berikut:
1. Tes Darah
Cara pemeriksaannya adalah dengan mengambil sampel darah, kemudian petugas terkait akan mengujinya di lab untuk mendeteksi penyebab bronkopneumonia.
2. Rontgen Dada atau CT Scan
Dengan rontgen dada atau CT scan, bagian paru-paru terlihat lebih detail sehingga memudahkan memeriksa bagaimana kondisi di dalamnya.
3. Bronkoskopi
Fungsi bronkoskopi hampir sama dengan CT scan dan rontgen, untuk menjalankan prosedur ini memanfaatkan sebuah alat berbentuk tabung tipis dengan cahaya dan kamera melalui mulut pasien turun ke tenggorokan, dan masuk ke paru-paru.
4. Oksimetri Nadi
Manfaat tes tersebut adalah untuk memeriksa kadar oksigen dalam paru-paru. Apabila di bawah normal, maka ada kemungkinan seseorang mengalami bronkopneumonia.
5. Pemeriksaan Kultur Dahak
Lendir yang keluar dari orang terinfeksi akan terdeteksi mengandung virus, bakteri, atau jamur tertentu.
Cara Mengatasi Bronkopneumonia
Penanganan bronkopneumonia dengan tepat akan meningkatkan kemungkinan penderitanya sembuh. Cara mengatasinya yaitu sebagai berikut:
1. Terapi Cairan (infus)
Saat mengalami bronkopneumonia, anak-anak umumnya tidak berselera makan ataupun minum. Supaya kondisi tubuhnya tidak semakin melemah, dokter akan memberikan terapi cairan infus.
Tujuannya adalah menggantikan asupan nutrisi dari makanan melalui cairan. Setelah mulai membaik, bunda perlu memberi mereka minum air putih dan makanan yang tinggi akan nutrisi.
2. Pemberian Obat-Obatan
Jenis obat yang dokter berikan kepada pasien tergantung dari penyebab bronkopneumonia itu sendiri. Apabila muncul akibat bakteri, biasanya akan diresepkan obat antibiotik. Sedangkan jika bronkopneumonia akibat infeksi jamur, dokter biasanya akan memberikan antijamur yang harus pasien minum sesuai anjuran.
Obat lain yang perlu anak penderita bronkopneumonia minum ada penurun panas dan peningkat sistem imun supaya tingkat penyembuhannya semakin cepat.
3. Terapi Oksigen
Apabila salah satu gejala anak yang terserang bronkopneumonia adalah sesak nafas, tenaga medis akan menyarankan terapi oksigen. Untuk mempercepat penyembuhannya, sebaiknya orang tua menjauhkan anak dari asap rokok dan menjaga kebersihan lingkungan terutama dari debu dan polusi.
Komplikasi
Penanganan sesegera mungkin akan menekan kemungkinan terjadi komplikasi. Namun apabila gangguan kesehatan ini tidak mendapatkan perawatan cepat dan tepat, biasanya muncul komplikasi seperti:
1. Infeksi Darah
Saat bakteri penyebab bronkopneumonia sudah masuk ke dalam darah dan menginfeksi organ lain, ada kemungkin terjadi gagal fungsi organ-organ tubuh.
2. Abses Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ dalam tubuh yang perannya begitu penting. Jika terdeteksi mengalaminya, pasien akan diberikan beberapa obat termasuk antibiotik untuk meredakan gejalanya. Pada tingkat lebih lanjut, dokter juga bisa saja melakukan tindak pembedahan.
3. Efusi Pleura
Dalam medis, efusi pleura merupakan istilah untuk menyebut kondisi ketika cairan memenuhi ruang di sekitar paru-paru dan rongga dada. Untuk mengeluarkan cairan tersebut, perlu kateter atau jarum (thoracentesis).
4. Gagal Napas
Bronkopneumonia yang sudah semakin parah biasanya memicu gagal napas. Hal itu terjadi karena paru-paru anak tidak mendapatkan asupan udara mencukupi.
Teknik Pencegahan yang Tepat
Khawatir anak mengalami bronkopneumonia? Ada beberapa tindakan yang perlu orang tua lakukan supaya penyakit tersebut tidak mengganggu kesehatan si kecil. Penjelasannya ada di bawah ini:
- Setiap sebelum makan dan setelah membuang air besar ataupun kecil, ajarkan anak untuk selalu mencuci tangan
- Stop merokok, hindari memasang obat nyamuk bakar, atau paparan polusi lain
- Sebaiknya hindarkan anak-anak dari penderita bronkopneumonia
- Usahakan melengkapi vaksin sewaktu buah hati masih anak-anak
- Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 2 tahun, memang lebih rentan terserang bronkopneumonia karena sistem kekebalan tubuhnya masih lemah.
Namun jika timbul salah satu atau beberapa gejalanya muncul, maka langsung saja kunjungi dokter., dan jika mengalami gejala yang mengancam nyawa seperti demam tinggi, sesak napas hingga anak lemas maka sebaiknya segera ke IGD. Hindari membiarkannya terlalu lama karena berisiko mengganggu kesehatan buah hati dalam jangka panjang.
Itulah ulasan mengenai bronkopneumonia pada anak yang harus orang tua waspadai. Jangan menganggap remeh penyakit ini karena takutnya malah akan memberikan dampak buruk di kemudian hari.
Reviewer
dr. Arinta Prinarbaningrum
Dokter Umum – Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- Bronchopneumonia: Symptoms, causes, and treatment. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323167#:~:text=Bronchopneumonia%20is%20a%20type%20of,viral%2C%20or%20fungal%20chest%20infections. Dikutip pada 24 Juni 2023.
- Bronchopneumonia: Symptoms, Risk Factors, and Treatment. https://www.healthline.com/health/bronchopneumonia. Dikutip pada 24 Juni 2023.