• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Picky Eater, Tips Menghadapi dan Mencegahnya

Picky Eater, Tips Menghadapi dan Mencegahnya

Orang tua tentunya senang melihat buah hatinya makan dengan lahap apa pun hidangan yang tersedia untuknya. Namun ada kalanya anak melalui fase tertentu ketika mereka ogah-ogahan makan dan hanya ingin makan makanan tertentu yang disukai. Pada fase ini, anak sering disebut menjadi picky eater. Apa itu picky eater dan kenapa perlu menjadi perhatian orang tua? Mari kita bahas bersama.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Picky Eater

Picky eater adalah istilah yang kerap dipakai untuk mengacu pada anak yang sering menolak makan atau enggan mencicipi makanan baru yang belum pernah dicoba. Namun sejatinya belum ada kesepakatan dari para pakar mengenai definisi formal untuk perilaku pilih-pilih makanan ini. Selain pada anak-anak, perilaku picky eating ini didapati pada orang dewasa.

Yang jelas, orang yang menjadi picky eater berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan. Bagi anak-anak, picky eating berkaitan dengan kondisi kelebihan berat badan dan kekurangan berat badan. Meski begitu, wajar bila anak-anak, terutama yang berusia balita, menolak makan atau mencoba makanan baru. Biasanya perilaku ini muncul ketika anak memasuki usia 2 tahun dan akan hilang seiring dengan pertambahan usia.

Karena itu, orang tua sebaiknya tak terlalu khawatir berlebihan hingga terpicu emosinya saat mendapat sang buah hati pilih-pilih makanan. Orang tua hanya perlu mengamati perilaku tersebut secara berkesinambungan untuk mengidentifikasi apakah ada yang ganjil. Sebab, ada juga kemungkinan picky eating adalah salah satu tanda adanya gangguan perilaku yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Picky eater setidaknya bisa dibedakan menjadi 7 jenis berdasarkan perilakunya, yakni:

  • Regresor: anak dari awalnya lahap memakan semua jenis makanan tiba-tiba jadi pilih-pilih makanan pada usia tertentu
  • Pembenci rasa: anak hanya suka makan makanan yang tanpa rasa atau hambar, seperti susu murni, unsalted butter, sereal gandum dengan susu, dan biskuit
  • Penyuka minum: anak sangat sulit diberi makan makanan padat, hanya mau minum susu atau jus
  • Perasa tekstur: anak enggan makan makanan tertentu dengan alasan teksturnya, misalnya wortel dianggap terlalu keras, puding terlalu lembek, atau bakso terlalu alot
  • Pemuntah: anak selalu membuat gestur seolah-olah menahan muntah dengan menutup mulutnya atau justru sering muntah ketika makan sendiri ataupun disuapi
  • Pemilih bentuk: anak hanya mau makan makanan dengan bentuk sajian tertentu, misalnya sop dengan isian dipisah, tidak dicampur di satu mangkok
  • Pemilih warna: anak hanya mau makan makanan dengan warna tertentu

 

Gejala Picky Eater

Ketika anak menjadi picky eater, umumnya gejala yang muncul terlihat jelas: tidak mau makan makanan tertentu, dari menutup mulut memakai tangan, mendorong piring menjauh, hingga kabur dari meja makan.

Gejala picky eater lain yang sering teridentifikasi termasuk:

  • Malas-malasan ketika disuruh makan
  • Sibuk sendiri pada jam makan
  • Memuntahkan makanan yang sudah masuk ke mulut
  • Mengeluh sakit atau membuat alasan macam-macam untuk menghindari jam makan
  • Hanya mau makan di luar rumah
  • Cuma mau makan sedikit daripada biasanya
  • Harus didorong bahkan dipaksa untuk mencoba makanan baru

 

Penyebab Anak Picky Eater

Terdapat sejumlah hal dari orang tua yang bisa membuat anak menjadi picky eater, seperti:

  • Kesulitan memberi makan kepada anak saat bayi
  • Terlambat mengenalkan makanan padat atau bertekstur saat disapih
  • Sering memaksa anak makan
  • Dari awal sering memilih-milihkan makanan tertentu untuk anak
  • Kurang variatif dalam menyajikan hidangan makan
  • Tidak membuat jadwal makan yang teratur
Baca Juga:  Berat Badan Meningkat Drastis? Waspadai Sindrom Cushing

Selain itu, ada kaitan antara kebiasaan pilih-pilih makanan dengan autisme. Picky eating bisa menjadi salah satu tanda awal autisme. Anak dengan autisme cenderung sensitif terhadap tekstur makanan yang masuk ke mulutnya. Begitu pula dengan aroma, bentuk, dan temperatur makanan tersebut.

 

Cara DSA Mendiagnosis Picky Eater

Picky eating umumnya adalah fase yang berlangsung sementara pada masa perkembangan anak. Karena itu, hingga kini belum ada standar diagnosis medis untuk menyatakan seorang anak adalah picky eater. Seiring dengan berjalannya waktu, kebiasaan pilih-pilih makanan itu biasanya akan mereda dan anak mau menyantap berbagai makanan dengan lahap.

Namun jika orang tua datang ke dokter anak karena khawatir terhadap buah hatinya yang sulit makan dan apalagi ada tanda gangguan kesehatan, dokter anak tetap akan melakukan pemeriksaan yang dibutuhkan. Caranya antara lain memeriksa kondisi fisik anak, seperti detak jantung, stabilitas pernapasan, kondisi mata, dan lain-lain.

Dokter juga akan mengecek berat dan tinggi badan anak, apakah sudah sesuai dengan kurva perkembangan. Selain itu, dokter akan menanyai orang tua mengenai apa saja gejala dan tanda yang ditunjukkan ketika anak tersebut menolak makanan. Jika perlu, dokter akan meminta anak menjalani serangkaian tes lain, termasuk yang berhubungan dengan fungsi kognitif.

Dari sini, dokter bisa menentukan apakah perilaku picky eater itu hanya fase biasa atau adakah masalah lain yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut.

 

Cara Mengatasi Anak yang Picky Eater

Bila orang tua mendapati anaknya menjadi picky eater, satu hal yang harus diingat bahwa perilaku ini lazim terjadi di kalangan anak-anak. Jadi mengedepankan emosi bukanlah pilihan untuk mengatasi masalah pilih-pilih makanan pada anak. Orang tua bisa mencoba sejumlah cara berikut ini:

  • Makan makanan yang sama dengan anak, tapi tak perlu memakai garam untuk makanan. anak agar anak tak cenderung lebih suka makanan asin.
  • Makan bersama dengan anak dan tunjukkan bahwa orang tua menyukai makanan itu.
  • Berikan anak porsi yang kecil dan berikan pujian meski ia hanya makan sedikit.
  • Ketika anak menolak makanan, jangan memaksanya makan. Tetap tenang dan ambil makanan itu tanpa mengatakan apa-apa. Coba berikan makanan itu di lain waktu.
  • Jangan biarkan anak terlalu lapar atau terlalu capek, baru memberikan makanan.
  • Bersabarlah bila anak makan dengan lambat. Pastikan tidak ada distraksi yang membuatnya tidak fokus makan.
  • Jangan berikan anak terlalu banyak makanan ringan di sela-sela makan berat.
  • Jangan berikan makanan sebagai hadiah, terutama makanan yang manis-masing. Anak akan merasa cokelat, permen, dan sejenisnya lebih nikmat daripada sayuran dan nasi.
  • Buatlah pengalaman makan yang menyenangkan, misalnya dengan diselingi mengobrol.
  • Jika tahu ada anak seusia buah hati yang makannya lahap, coba undang orang tuanya untuk datang dan makan bersama di rumah, tapi jangan memuji anak tersebut secara berlebihan di depan anak sendiri.
  • Bila ada anggota keluarga yang disukai atau dihormati anak, ajaklah ia makan bersama. Misalnya kakek, nenek, om, atau tante. Kadang anak lebih gampang makan jika ada orang favoritnya di sana.
  • Ubah cara penyajian makanan agar lebih menarik. Misalnya anak mungkin menolak wortel iris bundar, tapi ketika diberi wortel yang diparut ia lahap makannya.
  • Libatkan anak dalam proses pemasakan dan penyajian makanan.
Baca Juga:  Seputar Imunisasi MMR pada Anak

 

Komplikasi Picky Eater

Komplikasi picky eater yang utama adalah kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan. Anak akan kelebihan berat badan bila ia hanya mau makan makanan yang berlemak dan berkalori tinggi. Sedangkan kekurangan berat badan akan terjadi jika anak selalu menolak makanan sehingga hanya sedikit nutrisi yang didapatkan. Kedua kondisi itu sama-sama menimbulkan risiko buat kesehatan dan tumbuh kembang anak karena anak tidak mendapat asupan nutrisi yang memadai.

Adapun bila anak pilih-pilih makanan karena terkait dengan autisme, anak itu bisa mengalami ARFID atau avoidant/restrictive food intake disorder. Anak dengan ARFID sangat pilih-pilih makanan dan secara umum tidak tertarik untuk makan. Mereka cenderung tidak merasa lapar atau ingin makan ketika mencium aroma, merasakan tekstur, atau melihat bentuk dan warna makanan yang bagi anak lain tampak menarik. Beberapa anak dengan ARFID bahkan takut untuk makan atau selalu muntah bila diberi makanan.

 

Pencegahan

Secara umum, cara mencegah anak picky eater sama dengan cara mengatasinya. Hal pertama yang bisa dicoba orang tua adalah mengenalkan berbagai rasa, tekstur, bentuk, dan aroma makanan kepada anak sejak dini. Begitu anak sudah bisa mengonsumsi makanan padat, berikan variasi makanan dalam menu setiap hari.

Kemudian bikin jadwal makan yang reguler tiap hari dan sebisa mungkin semua anggota keluarga makan bersama. Selain itu, penting untuk membatasi junk food dan makanan ringan yang tak menyehatkan bagi anak, apalagi bila diberikan sebagai kudapan.

Yang tak kalah penting adalah orang tua mesti menghormati pilihan makan anak. Bila anak tak mau makan brokoli yang direbus bersama sop, mungkin dia baru mau makan jika brokoli itu dikukus. Orang tua dapat mencoba-coba sajian makanan yang sekiranya lebih membuat anak tertarik.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Anak yang picky eater tidak harus selalu dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pemeriksaan. Seringnya pilih-pilih makanan ini hanya menjadi fase dalam proses tumbuh kembang anak. Namun orang tua jangan sampai mengesampingkan hal-hal yang mungkin menandakan adanya masalah perilaku anak, termasuk autisme dan ARFID. Begitu juga bila anak mengalami penurunan atau pertambahan berat badan yang signifikan dalam waktu singkat terkait dengan perilaku picky eating tersebut. Bila merasa tidak yakin akan kondisi anak atau ingin mendapat saran medis dari ahlinya, orang tua dapat mendatangi dokter anak kapan saja.

 

Reviewed by

dr. Citra Amelinda, SpA, IBCLC, MKes

Dokter Spesialis Anak

Primaya Hospital Bekasi Timur

Referensi:

  • Childhood fussy/picky eating behaviours: a systematic review and synthesis of qualitative studies. https://ijbnpa.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12966-019-0899-x. Diakses 2 Oktober 2022
  • The ‘picky eater’: The toddler or preschooler who does not eat. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3474391/. Diakses 2 Oktober 2022
  • Picky eating in children: causes and consequences. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6398579/. Diakses 2 Oktober 2022
  • Study gives insight — and advice — on picky eating in children. https://www.health.harvard.edu/blog/study-gives-insight-and-advice-on-picky-eating-in-children-2020060920004. Diakses 2 Oktober 2022
  • Fussy eaters. https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/fussy-eaters/. Diakses 2 Oktober 2022
  • Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID). https://kidshealth.org/CHW/en/parents/arfid.html. Diakses 2 Oktober 2022
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below