Mengayun merupakan salah satu metode yang kerap dilakukan oleh orang tua untuk menenangkan bayi yang menangis atau rewel. Namun, tahukah Anda, bahwa mengayunkan bayi secara tidak justru bisa menimbulkan masalah serius yang dinamakan sebagai shaken baby syndrome atau sindrom bayi terguncang.
Oleh karena itu, sebagai orang tua Anda harus tahu cara mengayun bayi yang benar sehingga dan seberapa batas usia yang aman untuk mengayun bayi. Apabila ingin tahu selengkapnya, yuk simak rinciannya terlebih dahulu dalam artikel di bawah ini.
Apa Itu Shaken Baby Syndrome?
Shaken baby syndrome yaitu sekumpulan gejala yang terjadi akibat cedera otak bayi yang disebabkan karena guncangan terlalu keras. Dalam istilah medis, kondisi ini kerap disebut sebagai head abusive trauma.
Kondisi ini bisa terjadi karena kepala bayi terkena benturan keras maupun karena orang tua yang salah dalam menenangkan bayi dengan cara mengayun ayunkan terlalu keras. Akibatnya, otak bayi yang masih lunak dengan pembuluh darah tipis dan juga otot leher yang masih lemah bisa menyebabkan otak tergoncang.
Akibatnya, otak akan bergeser dan menyebabkan robekan saraf. Pembuluh darah yang terdapat di dalam otak maupun di sekitarnya pun bisa robek dan dapat mengalami perdarahan.
Dalam kasus yang fatal, kondisi ini dapat mengakibatkan koma, lumpuh, bahkan syok. Namun untuk kondisi yang ringan mungkin hanya menyebabkan bayi rewel, muntah-muntah, dan juga tremor. Walau kasus ringan, bayi harus segera mendapatkan pertolongan medis sehingga tidak berakibat fatal.
Hal ini karena antara 10 – 12% kematian bayi di US merupakan akibat dari shaken baby syndrome. Jadi, penting sekali bagi orang tua saat sedang menenangkan anak untuk tidak mengayun secara berlebihan, khususnya untuk anak yang masih di bawah usia 5 tahun.
Nama | Shaken Baby Syndrome |
Gejala Utama | Bayi rewel, muntah-muntah, tremor |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis anak |
Penyebab Utama | Goncangan keras pada kepala bayi |
Diagnosis | Pemeriksaan fisik serta wawancara medis |
Faktor Risiko | Goncangan terlalu keras pada bayi usia hingga  8 minggu. |
Pengobatan | Menyesuaikan dengan gejala |
Pencegahan | Pastikan tidak mengguncang anak terlalu keras |
Komplikasi | Disabilitas, koma, lumpuh, kematian |
Faktor Risiko
Kondisi ini paling sering dialami oleh anak usia 6 – 8 minggu. Akan tetapi, risiko terkena shaken baby syndrome dapat dialami hingga anak mencapai usia 5 tahun. Inilah faktor risiko yang berpotensi menyebabkan shaken baby syndrome:
- Faktor stres dari orang tua saat mengasuh anak.
- Bayi usia di bawah 1 tahun, khususnya usia 6 – 8 minggu.
- Bayi yang sering rewel.
- Kondisi bayi dengan disabilitas.
- Orang tua memiliki riwayat kekerasan.
- Orang tua yang memiliki ekspektasi berlebih terhadap anak.
Penyebab Shaken Baby Syndrome
Mengutip dari Mayoclinic, bahwa penyebab kondisi ini yang paling umum yaitu karena orang tua mengguncang atau menggoyangkan badan bayi secara berlebihan. Terlebih, bayi yang belum memiliki otot leher yang kuat sehingga kesulitan menyangganya.
Selain itu, benturan yang keras seperti bayi terjatuh ke lantai dari tempat tidur atau sofa juga dapat menyebabkan kondisi ini. Oleh sebab itu, penting sekali bagi orang tua untuk selalu memantau pergerakan anak-anak.
Gejala Shaken Baby Syndrome
Gejala Umum
- Bayi lemas.
- Rewel dan gelisah.
- Kejang-kejang.
- Kesadaran menurun.
- Mata tidak fokus.
- Tidak mau menyusu.
Gejala Fatal
Untuk kondisi yang fatal, hal ini dapat menimbulkan beragam gejala seperti halnya berikut ini:
- Sesak napas.
- Koma.
- Kelumpuhan.
- Kematian
Cara Dokter Mendiagnosis
Dokter dapat mendiagnosis shaken baby syndrome melalui serangkaian tahapan berikut ini:
- Wawancara medis dengan orang tua.
- Pemeriksaan fisik.
- Pemeriksaan funduskopi.
- CT scan pada area kepala atau perut.
- Analisis cairan otak.
- Pemeriksaan darah rutin.
Pencegahan Shaken Baby Syndrome
Untuk mencegah kondisi ini terjadi, maka sebagai orang tua anda harus sebisa mungkin mencegah agar anak tidak terkena benturan kencang, termasuk dalam hal mengayun-ayunkannya. Jadi, ketika menenangkannya, usahakan hanya dengan mengusap punggungnya secara lembut atau berikan nyanyian yang menenangkan.
Pengobatan Shaken Baby Syndrome
Pengobatan terhadap kondisi ini akan dokter lakukan sesuai dengan gejalanya. Sebagai contoh, jika terdapat perdarahan di otak, maka dokter akan melakukan operasi pengeluaran darah tersebut.
Apabila perdarahan di mata, maka dokter akan melakukan operasi mata sehingga terhindar dari kebutaan. Lalu, anak yang telah mengalami ini juga membutuhkan tindakan rehabilitasi medis serta fisioterapi untuk mengatasi gangguan pertumbuh kembangannya.
Komplikasi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa kondisi ini berpotensi mengalami kematian. Jadi, penting sekali untuk memberikan perawatan yang tepat sehingga komplikasi berikut ini bisa diminimalisir:
- Kejang berulang.
- Gangguan bicara.
- Kebutaan
- Masalah pendengaran.
- Cerebral palsy.
- Retardasi mental.
- Gangguan belajar.
- Tumbuh kembang bayi terhambat.
- Gangguan belajar.
- Koma.
- Lumpuh.
- Kematian.
Kapan Harus ke Dokter?
Setelah bayi terkena goncangan keras, maka sebaiknya Anda periksakan ke dokter spesialis anak. Nantinya, dokter akan memeriksa kondisi bayi secara lebih lanjut, dan bila terdapat gejala shaken baby syndrome maka dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Narasumber:
Spesialis Anak
Primaya Hospital Inco Sorwako
Referensi:
- Shaken baby syndrome. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shaken-baby-syndrome/symptoms-causes/syc-20366619. Diakses pada 03 Januari 2025.
- NINDS shaken baby syndrome information page. https://www.ninds.nih.gov/Disorders/All-Disorders/Shaken-Baby-Syndrome-Information-Page. Diakses pada 03 Januari 2025.
- Shaken baby syndrome. American Association of Neurological Surgeons. http://www.aans.org/Patient%20Information/Conditions%20and%20Treatments/Shaken%20Baby%20Syndrome.aspx. Diakses pada 03 Januari 2025.
- Shaken baby syndrome. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/13779-shaken-baby-syndrome. Diakses pada 03 Januari 2025.
- Shaken baby syndrome. https://www.healthline.com/health/shaken-baby-syndrome. Diakses pada 03 Januari 2025.
- busive head trauma (shaken baby syndrome). http://kidshealth.org/parent/medical/brain/shaken.html. Diakses pada 03 Januari 2025.
- Pediatric first aid/CPR/AED. https://www.redcross.org/images/MEDIA_CustomProductCatalog/m4240175_Pediatric_ready_reference.pdf. Diakses pada 03 Januari 2025.
- Preventing abusive head trauma in children. http://www.cdc.gov/violenceprevention/childmaltreatment/abusive-head-trauma.html. Diakses pada 03 Januari 2025.
- Shakenbaby syndrome. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2065913/. Diakses pada 03 Januari 2025.