• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Mengenal Penyebab Kifosis dan Cara Mencegahnya

kifosis

Postur tubuh seseorang bisa terbentuk dari beberapa kondisi. Mulai dari faktor aktivitas sehari-hari hingga faktor kondisi kesehatan seperti osteoporosis yang mendasari terjadinya kifosis. Seseorang yang menderita kifosis akan terganggu postur tubuhnya dengan lekukan punggung yang akan lebih condong ke bagian depan.

Oleh karena itu, penderita kifosis akan cenderung terlihat membungkuk. Tingkat lekukan pada punggung yang mengarah ke depan pada penderita kifosis sendiri melebihi 50 derajat. Lalu, bagaimanakah penanganannya? Yuk simak informasi lengkapnya berikut ini!

buat jani dokter primaya

Apa Itu Kifosis?

Kifosis yaitu kondisi ketika terjadi lekukan berlebih ( >50 derajat) pada tulang belakang bagian punggung. Akibatnya, orang yang menderita kondisi ini akan memiliki postur tubuh yang lebih membungkuk dan condong ke depan.

Secara alami, punggung manusia memang sudah ada lekukan yang membedakan dengan lekukan area pinggang dan leher. Fungsinya yaitu untuk mengokohkan postur tubuh, menyangga kepala secara lebih baik, dan meredam goncangan yang dihasilkan tubuh.

Namun, pada kifosis, lekukan ini terjadi secara berlebih baik karena kondisi kesehatan seperti pengeroposan tulang (osteoporosis), usia, maupun karena postur sehari-hari yang salah.

Walau demikian, kifosis yang terjadi akibat osteoporisis lebih sering terjadi pada usia tua. Pengeroposan tulang akan membuat tulang belakang lemah dan lama kelamaan menimbulkan kompresi dan keretakan

 

Nama Kifosis
Gejala Utama Postur tubuh yang condong membungkuk ke depan secara berlebih
Dokter Spesialis Dokter spesialis ortopedi
Penyebab Utama Postur tubuh yang salah, kelainan tulang belakang
Diagnosis Pemeriksaan fisik, anamnesis (wawancara medis), dan rontgen
Faktor Risiko Penderita osteoporosis, skoliosis, spina bifida
Pengobatan Fisioterapi, penyangga punggung, operasi
Pencegahan Mencukupi kebutuhan vitamin D dan kalsium, melakukan postur yang bagus
Komplikasi Gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, kesulitan berjalan

Faktor Risiko dan Penyebab Kifosis

Mengutip dari Healthline, bahwa kifosis bisa terjadi sejak dari kandungan maupun saat sudah dewasa. Penyebabnya sendiri meliputi berikut ini:

  • Postur tubuh yang tidak baik.
  • Faktor genetik bawaan lahir.
  • Penyakit Scheuermann.
  • Fraktur tulang belakang.
  • Osteoporosis.
  • Skoliosis.
  • Penyakit degeneratif tulang belakang.

Gejala

Berbeda dengan skoliosis, pada kifosis lengkungan hanya terjadi pada area punggung atas.  Ada beberapa gejala kifosis yang perlu Anda ketahui. Di antaranya yaitu:

  • Tinggi pada tulang belikat tidak normal.
  • Bahu kanan dan kiri tingginya berbeda.
  • Kepala lebih condong ke depan.
  • Postur lebih membungkuk ke depan.
  • Otot belakang paha terasa lebih kencang.
  • Kelelahan
  • Nyeri punggung.
  • Punggung terasa kaku.
  • Saat membungkuk, punggung tampak miring.
Baca Juga:  Nyeri Punggung: Gejala dan Ragam

Apabila kondisinya terbilang ringan, bisa dikatakan kifosis tidak menimbulkan suatu gejala apa pun. Namun, jika gejalanya makin memburuk, maka bisa mengakibatkan beberapa macam gejala seperti halnya:

  • Kesulitan bernapas seperti tersengal-sengal.
  • Gangguan buang air kecil/besar.
  • Kaki merasa kaku, lemah, atau kesemutan.

Cara Dokter Mendiagnosis

Dokter bisa mendiagnosis apakah seseorang terkena kondisi ini atau tidak dengan cara:

  • Wawancara medis.
  • Pemeriksaan fisik.
  • CT Scan.
  • Rontgen
  • MRI tulang belakang.
  • Tes fungsi saraf.
  • Tes kepadatan tulang.

Pencegahan

Beberapa pencegahan hanya bisa dilakukan apabila penyebabnya bukan karena genetik atau penyakit lain yang mendasarinya. Metode yang bisa Anda lakukan meliputi:

  • Pastikan berat badan tetap ideal.
  • Jaga postur tubuh sebaik mungkin.
  • Perkuat otot punggung dan perut.
  • Hindari menggendong beban terlalu berat.
  • Olahraga rutin.
  • Cukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D.

Pengobatan

Pengobatan kifosis berperan dalam mencegah tulang belakang agar tidak semakin melengkung, mengurangi rasa sakit yang timbul, sekaligus beperan dalam menghindari kelainan pada bentuk tulang belakang. Beberapa macam pengobatan yang dapat dilakukan yaitu:

Pemberian Obat-obatan

Obat-obatan berperan sebagai pereda nyeri maupun sebagai penguat tulang. Di antaranya yaitu:

  • Obat pereda nyeri. Contohnya:  Paracetamol, ibuprofen, aspirin.
  • Penguat tulang. Contohnya terparatide, vitamin D, suplemen kalsium.

Fisioterapi dan Penyangga Punggung

Fisioterapi yaitu serangkaian latihan untuk meningkatkan kekuatna tulang punggung. Selain itu, dokter mungkin akan merekomendasikan penyangga punggung, khususnya bagi anak-anak.

Operasi

Operasi bisa dokter sarankan jika tulang belakangnya memiliki lengkungan hingga 70-75 derajat dan terjadi rasa sakit yang hebat pada punggung. Khususnya, jika mengalami saraf tulang belakang kejepit.

Baca Juga:  Cara Mengetahui Saraf Terjepit dan Pengobatannya

Komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi ketika seseorang mengalami kifosis yaitu berupa:

  • Gangguan pencernaan. Hal ini karena kasus kifosis berat dapat menekan paru-paru yang berakibat pada kesulitan bernapas.
  • Gangguan pencernaan. Selain menekan paru-paru, kondisi ini juga dapat menekan saluran pencernaan sehingga membuat maag dan kesulitan menelan.
  • Postur tubuh yang mencolok. Kondisi ini dapat mengakibatkan kurangnya percaya diri pada penderita, bahkan membuatnya menarik diri dari kehidupan sosial.
  • Susah bergerak/berjalan. Penderita kifosis dapat mengakibatkan ia sulit berjalan, bahkan juga menengadahkan kepala. Ketika berbaring pun sering menimbulkan nyeri.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera kunjungi dokter spesialis ortopedi apabila Anda mengalami gejala kifosis di atas. Terlebih, jika disertai dengan kondisi yang membutuhkan perawatan medis seperti halnya berikut:

  • Tubuh merasa lemah berlebihan.
  • Nafas pendek.
  • Kesulitan berjalan atau bergerak.
  • Inkontinensia urine/tinja.

Narasumber:

dr. Waluyo Sugito Sp. OT.Subsp. Onk. Ort. R(K)

Subspesialis Onkologi

Primaya Hospital Bekasi Utara

Referensi:

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558945/. Diakses pada 12 Desember 2024.
  • Cervical kyphosis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6365778/. Diakses pada 12 Desember 2024.
  • What is kyphosis? https://www.medicalnewstoday.com/articles/324071. Diakses pada 12 Desember 2024.
  • Cervical spinal kyphosis. https://www.karger.com/Article/Fulltext/505531. Diakses pada 12 Desember 2024.
  • Guide to good posture. https://medlineplus.gov/guidetogoodposture.html. Diakses pada 12 Desember 2024.
  • The clinical relevance of hyperkyphosis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6993454/. Diakses pada 12 Desember 2024.
  • Kyphosis (roundback) of the spine. https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases–conditions/kyphosis-roundback-of-the-spine. Diakses pada 12 Desember 2024.
  • Cervical spine deformity—Part 1. https://academic.oup.com/neurosurgery/article/81/2/197/3979230. Diakses pada 12 Desember 2024.
  • Maintaining good posture. https://www.acatoday.org/patients/posture/. Diakses pada 12 Desember 2024.
  • https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/osteoporosis. Diakses pada 12 Desember 2024.
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below