Inovasi robotik dalam bidang teknologi turut merambah dunia kedokteran. Bentuk inovasi itu antara lain berupa bedah jantung robotik. Prosedur ini menggabungkan keahlian dokter bedah dan teknologi robotik dalam operasi jantung untuk memberikan hasil yang lebih akurat dan meminimalkan risiko komplikasi. Berikut ini pembahasan lebih lanjut mengenai prosedur bedah robotik itu.
Mengenal Bedah Jantung Robotik
Bedah jantung robotik adalah prosedur operasi jantung dengan memanfaatkan sistem robot yang canggih di bawah kendali ahli bedah. Pendekatan minimal invasif untuk operasi jantung ini melibatkan penggunaan perangkat robotik, kamera mini, dan instrumen lain yang dibutuhkan guna mengakses jantung dan melakukan tindakan secara presisi tanpa perlu membuat sayatan besar pada dada.
Sistem bedah jantung robotik umumnya terdiri atas konsol kendali, lengan robot, dan sistem visualisi 3-dimensi dengan resolusi tinggi. Dalam prosedur, ahli bedah hanya perlu berada di konsol kendali untuk menjalankan lengan robot untuk mengoperasi pasien.
Menurut suatu studi di Brazilian Journal of Cardiovascular Surgery, teknologi robotik menawarkan alternatif yang menarik terhadap operasi konvensional. Prosedur itu menyediakan pilihan minimal invasif tatkala operasi endoskopi konvensional sulit dilakukan secara teknis. Meski begitu, perlu dibuktikan lebih lanjut apakah bedah jantung robotik memang lebih unggul daripada operasi konvensional.
Siapa Saja yang Memerlukan Â
Bedah jantung robotik bisa menjadi prosedur untuk mengatasi beragam masalah jantung, seperti:
- Penyakit jantung koroner
- Penyakit katup jantung
- Gangguan irama jantung (aritmia)
- Adanya lubang pada dinding di antara dua bilik atas jantung yang merupakan kelainan bawaanAtrial Septal Defect (ASD) dan Ventricle Septal Defect (VSD)
- Penyakit jantung koroner yang memerlukan bypass arteri koroner
Tapi prosedur ini tidak selalu cocok untuk individu yang memiliki masalah jantung tersebut. Ada sederet faktor yang menjadi pertimbangan dokter ketika akan memutuskan apakah bedah jantung robotik adalah solusi yang tepat, seperti usia pasien, kondisi kesehatan umum, serta tingkat keparahan penyakit yang dialami.
Kapan Seseorang Memerlukan Â
Dokter umumnya merekomendasikan bedah jantung robotik ketika pasien membutuhkan prosedur bedah jantung, tapi bukan kandidat yang tepat atau berisiko tinggi bila menjalani operasi konvensional. Berikut ini beberapa situasi ketika pasien mungkin memerlukan bedah jantung robotik:
- Operasi konvensional berisiko tinggi, misalnya pasien berusia lanjut, mengalami obesitas, atau mengidap penyakit kronis lain yang membuat risiko komplikasi pada operasi konvensional meningkat
- Perlu menjalani prosedur bedah yang rumit dan memerlukan presisi tinggi, misalnya penggantian beberapa katup jantung
- Membutuhkan masa pemulihan yang lebih cepat
- Terapi konservatif dan obat-obatan tak efektif
- Kondisi jantung memburuk dan mengancam kelangsungan hidup
- Kualitas hidup menurun secara signifikan akibat penyakit jantung
Manfaat/Tujuan Â
Tujuan prosedur bedah jantung robotik adalah mengatasi masalah jantung yang memerlukan tindakan khusus selain prosedur konvensional. Manfaatnya antara lain:
- Sayatan lebih kecil sehingga pemulihan lebih cepat dan risiko infeksi lebih kecil
- Darah yang hilang lebih sedikit
- Masa rawat inap di rumah sakit lebih singkat
- Rasa nyeri seusai operasi lebih minimal
- Bekas luka lebih kecil
- Bisa segera kembali beraktivitas secara normal
- Presisi lebih tinggi
Persiapan Sebelum Menjalani Â
Terdapat sejumlah langkah persiapan sebelum menjalani bedah jantung robotik yang penting untuk memastikan prosedur berjalan sesuai dengan rencana. Di antaranya:
- Berkonsultasi dengan dokter ahli dan bedah jantung untuk mengetahui apakah prosedur robotik ini tepat untuk pasien
- Pemeriksaan pra-operasi yang meliputi serangkaian tes untuk mengetahui kondisi jantung, seperti elektrokardiogram, ekokardiogram, tes darah, hingga angiografi
- Persiapan fisik, seperti perubahan pola makan, penghentian penggunaan obat-obatan tertentu, dan penghentian kebiasaan merokok yang buruk untuk jantung
- Persiapan mental agar bisa menjalani operasi dan perawatan pasca-operasi tanpa rasa cemas
Persiapan pra-operasi yang komprehensif berperan besar meningkatkan hasil bedah jantung robotik.
Prosedur dan Pelaksanaan Â
Prosedur bedah jantung robotik umumnya diawali dengan pemberian anestesi umum kepada pasien. Setelah pasien tak sadarkan diri dan tak merasakan sakit, dokter bedah akan membuat sejumlah sayatan kecil pada dada untuk memasukkan instrumen bedah robotik. Dokter kemudian duduk di konsol kendali dan mengarahkan lengan robot sembari melihat area operasi melalui monitor 3-dimensi yang memberikan gambaran detail.
Perangkat robotik yang lebih kecil dan fleksibel daripada tangan manusia memungkinkan ahli bedah melakukan operasi dengan sangat presisi. Sepanjang prosedur, jantung mungkin dibiarkan berdetak atau bisa juga dihentikan sementara sembari pasien dipasangi mesin jantung-paru untuk menjaga sirkulasi darah.
Prosedur ini bisa berlangsung selama beberapa jam, tergantung kerumitan operasi. Seusai operasi, instrumen bedah dikeluarkan dan sayatan di dada ditutup.
Perawatan Pasca Bedah Jantung Â
Perawatan pasca-operasi turut menentukan keberhasilan prosedur bedah jantung robotik. Dengan perawatan yang tepat, pasien bisa pulih dengan optimal dan masalah jantungnya teratasi dengan baik. Beberapa hal yang menjadi fokus dalam perawatan itu mencakup:
- Pemantauan fungsi jantung selama beberapa hari pertama di rumah sakit seusai operasi guna memastikan tak terjadi komplikasi
- Pengelolaan nyeri dengan pemberian obat pereda nyeri dengan resep dokter
- Pemulihan fisik lewat program rehabilitasi jantung agar pasien bisa segera kembali ke aktivitas normal
- Pemeriksaan lanjutan untuk memastikan tak ada masalah dalam proses penyembuhan pasca-operasi
Adakah Efek Samping SÂ
Pada prinsipnya, bedah jantung robotik adalah prosedur yang aman, tapi bukan berarti bebas dari risiko komplikasi. Meski begitu, tingkat komplikasi pada prosedur robotik ini umumnya lebih rendah dibanding operasi terbuka konvensional. Komplikasi ataupun efek samping yang bisa terjadi antara lain:
- Infeksi pada luka operasi
- Perdarahan
- Reaksi terhadap anestesi
- Gangguan irama jantung (aritmia)
- Kerusakan jaringan di sekitar area bedah
- Kegagalan alat atau sistem robotik, meski amat jarang terjadi
Bedah Jantung Robotik di Primaya Hospital
Primaya Hospital berupaya memberikan layanan terbaik sesuai dengan perkembangan zaman bagi pasien. Untuk itu, tersedia pilihan bedah jantung robotik dengan perangkat yang canggih dan dokter ahli bedah yang terlatih serta berpengalaman. Dengan pendekatan robotik, Primaya Hospital berkomitmen memberikan hasil bedah yang optimal sesuai dengan kebutuhan pasien.
Narasumber :
dr. Nurima Ulya Dwita, Sp.BTKV
Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular
Primaya Hospital Bekasi Barat
Referensi:
- Robotic Cardiac Surgery. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/robotic-cardiac-surgery. Diakses 24 Agustus 2024
- Robotic Cardiac Surgery: The Future Gold Standard or An Unnecessary Extravagance?. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6713378/. Diakses 24 Agustus 2024
- Robotic heart surgery – What you should know and what you should ask. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/robotic-surgery/multimedia/vid-20198746. Diakses 24 Agustus 2024
- Robot-assisted vs. conventional MIDCAB: A propensity-matched analysis. https://www.frontiersin.org/journals/cardiovascular-medicine/articles/10.3389/fcvm.2022.943076/full. Diakses 24 Agustus 2024
- Robotic Surgery: A Comprehensive Review of the Literature and Current Trends. https://www.cureus.com/articles/166890-robotic-surgery-a-comprehensive-review-of-the-literature-and-current-trends#!/. Diakses 24 Agustus 2024
- Robotic surgery training. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10619944/. Diakses 24 Agustus 2024
- Robotically-Assisted Coronary Artery Bypass Grafting. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2842890/. Diakses 24 Agustus 2024
- Robotic Mitral Valve Repair for Degenerative Mitral Regurgitation. https://www.annalsthoracicsurgery.org/article/S0003-4975(23)00852-4/pdf. Diakses 24 Agustus 2024