Di balik nilai spiritualnya yang tinggi, puasa Ramadan juga menyimpan sederet manfaat kesehatan yang telah terbukti secara ilmiah. Berbagai penelitian mendapati bahwa pola puasa intermiten seperti yang diterapkan selama Ramadan dapat membantu mengoptimalkan metabolisme tubuh dan memperbaiki beragam parameter kesehatan.
Mengenal Puasa Ramadan dan Dampaknya bagi Kesehatan
Puasa Ramadan adalah salah satu ibadah wajib dalam Islam yang mengharuskan umat muslim yang telah memenuhi kriteria untuk berpuasa sejak matahari terbit hingga tenggelam selama satu bulan. Namun esensi puasa di sini bukan hanya menahan diri dari keinginan makan dan minum, tapi juga berbagai hal lain seperti segala bentuk hawa nafsu, perbuatan buruk, dan pikiran negatif yang membatalkan puasa.
Berdasarkan karakteristiknya, puasa Ramadan bisa digolongkan sebagai puasa intermiten yang populer sebagai salah satu metode untuk menurunkan berat badan. Menurut penelitian di Frontiers in Nutrition, puasa intermiten Ramadan ataupun non-Ramadan sama-sama efektif dalam penurunan berat badan dan massa lemak.
Namun dampak puasa Ramadan bukan hanya itu. Selain bermanfaat bagi kesehatan fisik, puasa juga berguna untuk kesehatan psikis. Itu sebabnya puasa Ramadan bisa menjadi momentum untuk meningkatkan pola hidup sehat secara keseluruhan.
Manfaat Puasa Ramadan bagi Kesehatan Fisik
Perubahan pola makan yang menonjol dalam puasa Ramadan memberikan manfaat yang nyata bagi kesehatan fisik. Berikut ini rinciannya.
Optimalisasi metabolisme dan pengendalian berat badan
Ketika berpuasa, terjadi proses di dalam tubuh yang disebut ketosis, yakni beralihnya tubuh ke penggunaan lemak sebagai sumber energi saat glukosa tak mencukupi lantaran asupannya dibatasi. Pembakaran lemak secara konsisten selama puasa Ramadan akan berujung pada peningkatan metabolisme dan penurunan berat badan. Bila dibarengi dengan pengaturan pola dan menu makan selama puasa, berat badan bisa terus dikendalikan bahkan hingga seusai puasa Ramadan.
Detoksifikasi tubuh
Puasa memberikan waktu bagi tubuh untuk membersihkan diri dari racun dan zat-zat berbahaya yang menumpuk akibat pola makan yang tidak sehat ataupun paparan lingkungan. Proses detoksifikasi ini bisa membantu memperbaiki fungsi organ tubuh dan mencegah berbagai penyakit. Terutama terkait dengan hati dan ginjal yang berperan dalam detoksifikasi.
Peningkatan kesehatan kardiovaskular
Puasa terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL) serta berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Karena itu, orang yang berpuasa Ramadan bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.
Regenerasi sel dan sistem imun
Penelitian di Advances in Nutrition mengungkapkan bahwa puasa intermiten dapat memicu proses autofagi, yakni mekanisme pembersihan sel-sel yang rusak dan regenerasi sel-sel baru. Proses ini berkontribusi pada peningkatan produksi sel imun, pembaruan sel punca yang lebih optimal, dan penurunan penanda peradangan sistemik. Autofagi merupakan proses yang penting untuk mencegah penuaan dini dan penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Manfaat Puasa bagi Kesehatan Psikis
Selain bermanfaat bagi kesehatan fisik, ada kegunaan puasa Ramadan untuk kesehatan psikis seperti dijelaskan berikut ini.
Peningkatan fungsi kognitif
Berdasarkan penelitian di Frontiers in Nutrition, puasa intermiten seperti puasa Ramadan bisa meningkatkan fungsi kognitif dengan meningkatkan faktor neurotropik yang berasal dari otak (BDNF). BDNF adalah protein yang membantu neuron atau sel saraf bertahan hidup dan menumbuhkan neuron baru. Dengan demikian, ada potensi peningkatan memori jangka pendek, kemampuan konsentrasi, dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
Mengurangi stres
Sejumlah penelitian menunjukkan puasa berkontribusi terhadap peningkatan produksi endorfin, yakni hormon yang memiliki efek menenangkan dan menambah perasaan bahagia. Puasa juga dapat mengaktifkan mekanisme pertahanan diri terhadap tekanan pada sel serta menurunkan kadar hormon stres (kortisol), meningkatkan produksi serotonin, dan memperbaiki suasana hati.
Meningkatkan kesadaran diri
Puasa Ramadan memberikan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran diri dengan merenungkan diri dan mengevaluasi tindakan untuk dapat memperbaiki diri. Dengan menahan diri dari makan dan minum serta segala hawa nafsu selama Ramadan, kita bisa lebih berfokus pada pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi hal-hal dalam hidup yang perlu diperbaiki.
Mengendalikan emosi
Puasa Ramadan melatih pengendalian emosi seperti amarah, kesedihan, dan kecemasan. Dengan menahan diri dari hal-hal yang memicu emosi negatif, kita bisa belajar untuk merespons situasi dengan lebih tenang dan bijaksana.
Meningkatkan empati
Puasa Ramadan bisa meningkatkan empati kita terhadap orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. Dengan merasakan lapar dan dahaga, kita dapat lebih memahami penderitaan orang-orang yang kelaparan dan kekurangan makanan. Hal ini dapat mendorong kita untuk lebih peduli dan berbagi dengan sesama.
Puasa Ramadan bukan sekadar ritual keagamaan, tapi merupakan kesempatan emas untuk mereset total pola hidup, termasuk kondisi kesehatan fisik maupun psikis. Berbagai data ilmiah telah menunjukkan manfaat komprehensif puasa Ramadan bagi kesehatan. Kunci utama dalam mengoptimalkan manfaat tersebut adalah persiapan yang matang, pemahaman akan prinsip-prinsip kesehatan, dan konsistensi dalam menerapkan pola hidup sehat selama dan setelah Ramadan.
 Narasumber :
Spesialis Gizi Klinik
Primaya Hospital Bekasi Barat
Referensi:
- Beneficial effects of intermittent fasting: a narrative review. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9946909/. Diakses 21 Februari 2025
- Intermittent Fasting: Exploring Approaches, Benefits, and Implications for Health and Weight Management. https://www.npjournal.org/article/S1555-4155(23)00395-1/fulltext. Diakses 21 Februari 2025
- Ramadan Intermittent Fasting and Its Beneficial Effects of Health: A Review Article. https://www.researchgate.net/publication/346169490_Ramadan_Intermittent_Fasting_and_Its_Beneficial_Effects_of_Health_A_Review_Article. Diakses 21 Februari 2025
- Effects of Ramadan and Non-ramadan Intermittent Fasting on Body Composition: A Systematic Review and Meta-Analysis. https://www.frontiersin.org/journals/nutrition/articles/10.3389/fnut.2020.625240/full. Diakses 21 Februari 2025
- Metabolomics of Ramadan fasting and associated risk of chronic diseases. https://ajcn.nutrition.org/article/S0002-9165(24)00056-X/fulltext. Diakses 21 Februari 2025
- The Beneficial and Adverse Effects of Autophagic Response to Caloric Restriction and Fasting. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10509423/. Diakses 21 Februari 2025
- Time-restricted feeding and cognitive function in sedentary and physically active elderly individuals: Ramadan diurnal intermittent fasting as a model. https://www.frontiersin.org/journals/nutrition/articles/10.3389/fnut.2022.1041216/full. Diakses 21 Februari 2025
- The Effect of Fasting on Human Metabolism and Psychological Health. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8754590/. Diakses 21 Februari 2025