Penyempitan pembuluh darah merupakan salah satu faktor pemicu penyakit yang kerap terabaikan. Padahal kondisi ini bisa menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kesehatan jantung, otak, dan berbagai organ lain. Dalam artikel ini akan dibahas soal penyempitan pembuluh darah, dari gejala, penyebab, hingga cara pencegahannya.
Mengenal Penyempitan Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah jaringan utama dalam tubuh manusia yang berfungsi mengedarkan darah ke semua organ dan jaringan. Darah mengandung oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan berbagai organ untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Maka ketika terjadi masalah seperti penyempitan pembuluh darah, fungsi organ-organ tersebut akan terganggu dan bisa berakibat fatal.
Penyempitan pembuluh darah terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh mengalami penyempitan. Biasanya pembuluh darah yang mengalami kondisi ini adalah arteri. Adapun pemicunya adalah penumpukan plak di dalam pembuluh darah yang disebut aterosklerosis.
Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke serta beragam kondisi lain. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian secara global yang mengambil nyawa sekitar 17,9 juta orang setiap tahun.
Karena itu, penting untuk memperhatikan kesehatan pembuluh darah dan mencegah faktor-faktor penyebab penyempitan pembuluh darah.
Gejala Â
Gejala yang timbul pada satu individu bisa berbeda dengan individu lain. Lokasi pembuluh darah yang terpengaruh dan tingkat keparahannya menentukan kemunculan gejala. Gejala yang umum antara lain:
- Nyeri atau ketidaknyamanan pada dada (angina) bila terjadi penyempitan arteri koroner di sekitar jantung
- Sesak napas ketika aliran darah yang mengandung oksigen ke jantung tak memadai
- Pusing dan lemas bila penyempitan mempengaruhi aliran darah ke otak
- Nyeri atau kram di kaki serta kaki mudah lelah ketika berjalan jika terjadi penyempitan arteri di kaki (penyakit arteri perifer)
Gejala ini biasanya muncul secara bertahap dan baru disadari ketika sudah dalam kondisi parah.
Penyebab Â
Penyempitan pembuluh darah tidak terjadi seketika. Penyebabnya yang umum adalah penumpukan plak berupa kolesterol, lemak, dan zat lain pada dinding arteri. Penumpukan ini terjadi secara bertahap dan dipengaruhi beragam faktor, seperti:
- Gaya hidup yang tidak sehat, seperti kerap mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kurang beraktivitas, dan kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko penumpukan plak
- Kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, dan kadar kolesterol tinggi merupakan faktor risiko utama
- Pertambahan usia yang seringnya dibarengi dengan meningkatnya risiko penyempitan pembuluh darah
- Ada riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah dalam keluarga
Cara Dokter Mendiagnosis Â
Untuk mendiagnosis, dokter umumnya perlu melakukan sejumlah tes, antara lain:
- Tes darah untuk mengukur kadar kolesterol dan gula darah
- Elektrokardiogram untuk menilai aktivitas kelistrikan jantung dan mengecek adanya gangguan
- Angiografi, yakni prosedur pemeriksaan kondisi pembuluh darah dengan sinar-X dan zat pewarna khusus untuk mengecek apakah ada penyempitan atau sumbatan
- Tes pencitraan dengan CT scan atau MRI untuk memperoleh gambaran detail kondisi pembuluh darah dan mendeteksi keberadaan plak
- Ekokardiogram, yakni tes menggunakan teknologi gelombang suara untuk melihat struktur dan fungsi jantung
- USG Doppler untuk mengevaluasi aliran darah di dalam arteri, terutama pada leher dan kaki
Cara Mengatasi Â
Dalam menentukan penanganan yang tepat untuk mengatasi penyempitan pembuluh darah, dokter akan mempertimbangkan tingkat keparahan kondisi dan lokasi penyempitan. Jika masih ringan, dokter biasanya akan merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti:
- Penerapan pola makan yang sehat dengan gizi seimbang
- Berolahraga secara teratur
- Berhenti merokok jika sebelumnya punya kebiasaan merokok
Jika perlu, dokter akan memberikan obat resep untuk menurunkan kadar kolesterol, mengendalikan tekanan darah, atau mencegah pembekuan darah. Untuk kasus yang lebih berat, mungkin dibutuhkan prosedur medis berupa angioplasti. Dalam prosedur ini, dokter akan memasukkan alat khusus seperti balon yang dikembangkan di dalam arteri untuk memperlebar pembuluh darah atau pemasangan stent untuk membuat pembuluh darah tetap terbuka.
Sedangkan dalam kasus yang lebih serius, dokter mungkin perlu melakukan operasi bypass arteri untuk mengalirkan darah di sekitar area yang mengalami penyempitan.
KomplikasiÂ
Jika tak ditangani, hal ini bisa menjadi parah dan menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk:
- Serangan jantung akibat berkurangnya aliran darah ke jantung
- Stroke karena penyempitan arteri yang menuju otak
- Gagal jantung jika jantung tidak mendapatkan cukup pasokan darah
- Nyeri, luka, hingga gangren atau kematian jaringan yang bisa berujung pada amputasi pada bagian tubuh yang kekurangan pasokan darah, biasanya tubuh bagian bawah seperti kaki
- Aneurisma, yaitu pembengkakan pembuluh darah yang dapat pecah dan mengancam jiwa
- Disfungsi ereksi jika aliran darah ke organ seksual pria terpengaruh
PencegahanÂ
Mengingat besarnya risiko komplikasi akibat penyempitan pembuluh darah, penting untuk mengupayakan pencegahan yang bisa dilakukan dengan:
- Menerapkan pola makan yang sehat dengan membatasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan garam serta meningkatkan konsumsi makanan kaya serat seperti sayuran dan buah
- Rutin berolahraga setidaknya total 150 menit per minggu untuk membantu menjaga jantung tetap sehat
- Menghindari kebiasaan merokok dan paparan asap rokok
- Mengendalikan stres dengan teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi
- Memeriksakan kesehatan secara rutin yang mencakup pemantauan tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah, terutama bila memiliki risiko penyempitan pembuluh darah
Kapan Harus ke Dokter?
Jangan tunda untuk mendatangi dokter bila mengalami gejala atau tanda penyempitan pembuluh darah. Diagnosis dini berperan penting dalam memastikan penanganan yang tepat untuk mengobati kondisi ini dan mencegah terjadinya komplikasi yang membahayakan jiwa.
Narasumber:
dr. Addiena Primawati, Sp. JP-FIHA
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Primaya Evasari Hospital
Referensi:
- What Is Atherosclerosis?. https://www.nhlbi.nih.gov/health/atherosclerosis. Diakses 29 Januari 2025
- Atherosclerosis. https://medlineplus.gov/atherosclerosis.html. Diakses 29 Januari 2025
- Peripheral Arterial Disease. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430745/. Diakses 29 Januari 2025
- Carotid Artery Stenosis. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/carotid-artery-disease. Diakses 29 Januari 2025
- The impact of multiple stenosis and aneurysms on arterial diseases: A cardiovascular study. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2405844024029207. Diakses 29 Januari 2025
- Cardiovascular diseases. https://www.who.int/health-topics/cardiovascular-diseases#tab=tab_1. Diakses 29 Januari 2025
- Coronary Heart Disease-Causes and Prevention. https://www.nhlbi.nih.gov/health/coronary-heart-disease/causes. Diakses 29 Januari 2025