Banyak orang yang terdiagnosis spondilosis melalui pemeriksaan X-ray tidak memiliki gejala spondilosis apapun di kesehariannya. Faktanya, pada 27%-37% orang tanpa gejala spondilosis, terdapat spondilosis lumbar (spondilosis di punggung bawah) pada tubuh mereka jika dilakukan pemeriksaan.
Gejala Spondilosis Menurut Dokter Spesialis Ortopedi Primaya Hospital
Kompresi saraf oleh saraf terjepit. Pada beberapa orang, spondilosis kondisi ini menyebabkan rasa sakit di leher atau bahu serta sakit kepala. Gejala mati rasa dan kesemutan bisa dirasakan jika saraf terjepit. Jika saraf sangat terjepit, kelemahan ekstremitas yang terkena dapat terjadi.
Kompresi saraf oleh disk yang menonjol dan taji tulang pada sendi facet. Kondisi ini menyebabkan penyempitan lubang di mana akar saraf keluar dari kanal tulang belakang (foraminal stenosis). Bahkan jika tonjolan tidak cukup besar untuk langsung mencubit saraf, disk yang menggembung dapat menyebabkan peradangan lokal dan menyebabkan saraf di tulang belakang menjadi lebih sensitif, meningkatkan rasa sakit.
Komplikasi disk hernia dan saraf terjepit. Disk hernia dan saraf terjepit di tulang belakang dapat menyebabkan rasa sakit yang berasal dari punggung bawah, kemudian menjalar ke kaki. Kondisi tersebut sering menyebabkan mati rasa dan kesemutan (sensasi pin dan jarum) pada tangan atau kaki.
Nyeri punggung dapat terjadi karena dua hal:
- Nyeri punggung karena disk hernia. Gejala nyeri punggung yang terjadi akan bertambah buruk jika berdiri lama, duduk, dan menekuk ke depan. Nyeri tersebut seringkali membaik dengan sering mengubah posisi duduk dan berjalan.
- Nyeri punggung karena osteoartritis sendi facet. Nyeri ini biasanya lebih buruk dengan berjalan dan berdiri. Lantas akan terasa lega dengan membungkuk ke depan.
Faktor Risiko Spondilosis
Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi dengan Subspesialisasi Tulang Belakang dari Primaya Hospital Makassar, dr. Jainal Arifin, Sp.OT-K (Spine), M.Kes mengatakan bahwa spondilosis memang lebih sering menyerang lansia tapi sebernarnya penyakit spondilosis juga bisa terjadi pada semua usia. Untuk itu kita perlu mengenali faktor risikonya. Berikut ini adalah faktor resiko penyakit spondilosis, di antaranya:
- Biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun.
- Kelebihan berat badan, mengakibatkan beban ekstra pada sendi tulang belakang.
- Riwayat mengalami cedera. Trauma membuat seseorang lebih rentan untuk terjadinya spondilosis.
- Memiliki postur tubuh yang buruk. Kondisi ini bisa membuat beban pada sendi, otot dan ligamen secara tidak benar dalam waktu lama yang mengarah pada perubahan proses degeneratif.
- Genetika adalah faktor risiko lain untuk spondilosis. Jika banyak orang dalam keluarga menderita spondilosis, kemungkinan ada kecenderungan genetik yang lebih kuat terhadap spondilosis.
Narasumber:
dr. Jainal Arifin, SpOT-K (Spine) M.Kes
Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Subspesialisasi Tulang Belakang Primaya Hospital Makassar
Ilustrasi gambar oleh freepik
Artikel terkait:
- Pengobatan Spondilosis
- Mengenal Penyakit Spondilosis dan Penyebabnya
- Nyeri Punggung: Gejala dan Ragam