
Penyakit lupus sering kali akan menimbulkan beberapa manifestasi klinis. Salah satunya yaitu vaskulitis yang ditandai dengan adanya ruam dan bintik-bintik merah pada kulit. Namun, gejalanya juga bisa bervariasi tergantung organ yang terkena.
Kondisi ini terjadi karena adanya peradangan pada pembuluh darah baik itu pada pembuluh arteri, kapiler, maupun vena. Lalu, apakah vaskulitis tergolong sebagai kondisi yang membahayakan dan butuh penanganan medis sesegera mungkin? Yuk cari tahu selengkapnya!
Apa Itu Vaskulitis?
Vaskulitis yaitu gangguan pada pembuluh darah yang mengalami inflamasi atau peradangan. Pembuluh darah yang dapat terkena bermacam-macam entah itu pembuluh vena, arteri, maupun kapiler. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut juga sebagai arteritis atau angiitis.
Pembuluh darah vena yaitu jenis pembuluh darah yang membawa darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. sementara pembuluh darah arteri yaitu jenis pembuluh darah yang membawa darah yang berasal dari jantung untuk di edarkan ke seluruh tubuh. Sementara pembuluh darah kapiler adalah gabungan dari percabangan pembuluh arteri & vena berperan dalam menghubungkan arteri dan vena yang berukuran kecil.
Fungsi dari pembuluh darah ini yaitu sebagai saluran yang membawa arteri darah yang di dalamnya berisi oksigen serta nutrisi. Jadi, apabila terjadi peradangan, maka dinding pembuluh darahnya akan terjadi perubahan yang berupa:
- Peregangan. Saat terjadi peregangan pembuluh darah, maka akan menyebabkan aneurisma berupa penggembungan pembuluh darah yang dalam kasus parah dapat pecah dan mengakibatkan perdarahan hebat.
- Penyempitan. Kondisi ini sering kali terjadi ketika terjadi peradangan pada pembuluh darah di mana akan mengakibatkan aliran darah terhambat. Akibatnya akan mengakibatkan masalah pada jaringan tubuh tertentu.
- Penyumbatan. Ketika penyempitan terjadi dalam kondisi parah, maka akan menimbulkan penyumbatan. Akibatnya, bisa mengakibatkan pembuluh darah pecah.
Vaskulitis bisa menyerang satu organ saja. Namun, ada beberapa yang dapat menyerang beberapa organ sekaligus.
Faktor Risiko
Kondisi ini bisa menyerang siapa saja. Walau demikian, risiko lebih tinggi dapat terjadi kepada mereka yang:
- Merokok
- Memiliki riwayat penyakit sama.
- Menderita infeksi.
- Menyalahgunakan narkoba.
- Menderita gangguan kekebalan tubuh.
- Konsumsi obat-obatan tertentu.
Penyebab Vaskulitis
Belum pasti apa penyebab pasti vaskulitis. Namun, kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan di mana seharusnya melawan kuman atau zat asing, justru melawan pembuluh darah sendiri. Kondisi ini berkaitan dengan:
- Penyakit autoimun.
- Kanker darah.
- Reaksi alergi.
- Reaksi infeksi.
Gejala Vaskulitis
Mengutip dari Healthline, bahwa gejala vasculitis secara umum meliputi:
- Ruam kemerahan pada kulit.
- Demem
- Nyeri sendi.
- Nyeri otot.
- Kelelahan
- Penurunan berat badan.
Selain gejala umum di atas, ada pula gejala lain yang menyesuaikan dengan jenis vaskulitis tersebut. Jadi, masing-masing anggota tubuh yang terkena maka akan mengalami gejala yang berbeda-beda. Contohnya yaitu:
- Merupakan jenis vaskulitis yang paling umum. Gejala yang muncul meliputi ruam kemerahan, biduran, bintik-bintik, dan terasa gatal.
- Mata terasa gatal, merah, gangguan penglihatan, dan sensitif berlebih terhadap cahaya.
- Nyeri sendi artritis.
- Paru-paru. Sesak napas, napas pendek, hingga batuk darah.
- terasa kesemutan dan kebas, kelemahan anggota gerak.
- Perubahan mental, sakit kepala, hingga gejala stroke.
- Sinusitis, infeksi telinga, gangguan pendengaran.
- Saluran pencernaan. Sariawan, nyeri perut, diare.
Cara Dokter Mendiagnosis
Awalnya, dokter akan melakukan tanya jawab anamnesis atau wawancara medis terhadap pasien. Selanjutnya, akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti halnya:
- Pemeriksaan darah.
- Biopsi
- USG perut.
- MRI
- CT scan.
- Angiografi
- Tes urine.
- Sinar X.
- Cek fungsi paru.
- Pemeriksaan tekanan darah.
Pencegahan Vaskulitis
Mengingat penyebabnya belum pasti, maka pencegahannya pun sulit. Para peneliti menyarankan seseorang untuk melakukan pola hidup sehat seperti:
- Olahraga secara rutin.
- Jaga berat badan ideal.
- Kelola stres sebaik mungkin.
- Hentikan merokok.
- Konsumsi makanan bergizi.
Pengobatan Vaskulitis
Jenis vaskulitis akan memengaruhi pengobatannya. Dokter juga akan mempertimbangkan kondisi pasien, penyebab, organ yang terkena, usia, sekaligus tingkat keparahannya. Pengobatan bertujuan untuk meringankan gejala yang ada sekaligus mencegah komplikasi yang dilakukan dengan:
- Obat-obatan. Penggunaan kortikosteroid sering menjadi pilihan.
- Operasi. Untuk kasus vaskulitis yang menghambat aliran darah.
Komplikasi
Tingkat keparahan yang Anda derita nantinya akan memengaruhi komplikasi yang mungkin muncul. Beberapa komplikasi yang muncul untuk kondisi vaskulitis yang berat meliputi:
- Diseksi aorta atau aorta yang pecah.
- Stroke
- Kebutaan
- Penggumpalan darah.
- Infeksi
- Komplikasi kehamilan.
- Kerusakan organ tertentu.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila Anda menderita gejala vaskulitis seperti yang telah disebutkan di atas, terlebih bila memiliki faktor risikonya, maka segera kunjungi dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Nantinya, dokter akan melakukan identifikasi lebih lanjut serta perawatan yang tepat untuk keluhan Anda.
Narasumber:
Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Rajawali Hospital
Referensi:
- What is vasculitis? https://www.medicalnewstoday.com/articles/189281#diagnosis. Diakses pada 07 Januari 2025.
- Causes of vasculitis. https://www.hopkinsvasculitis.org/vasculitis/vasculitis/. Diakses pada 07 Januari 2025.
- What to Know About Lupus and Vasculitis. https://www.healthline.com/health/lupus/vasculitis-and-lupus#faq. Diakses pada 07 Januari 2025.
- Frequently asked questions: Vasculitis. https://www.vasculitis.org.uk/about-vasculitis/frequently-asked-questions. Diakses pada 07 Januari 2025.
- Lupus mesenteric vasculitis. https://journals.lww.com/ajg/fulltext/2018/10001/lupus_mesenteric_vasculitis__1527.1527.aspx. Diakses pada 07 Januari 2025.
- Lupus vasculitis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8615745/. Diakses pada 07 Januari 2025.
- Vasculitis: Causes and risk factors. https://www.nhlbi.nih.gov/health/vasculitis/causes. Diakses pada 07 Januari 2025.
- Vasculitis and lupus. https://www.lupus.org/resources/vasculitis-and-lupus. Diakses pada 07 Januari 2025.
- What is vasculitis? https://www.nhlbi.nih.gov/health/vasculitis. Diakses pada 07 Januari 2025.