Kanker saluran cerna adalah salah satu jenis kanker yang paling umum di dunia, tapi sering kali gejalanya tak disadari hingga telanjur mencapai stadium lanjut. Padahal saluran cerna merupakan bagian penting dari tubuh yang berperan penting menyerap nutrisi dan menjaga keseimbangan metabolisme. Pemahaman terhadap penyakit ini lebih mendalam akan membantu upaya pencegahan dan pengambilan keputusan yang tepat untuk menjalani pengobatan secara sejak dini.
Mengenal Kanker Saluran Cerna
Kanker saluran cerna adalah penyakit yang terjadi ketika sel-sel dalam sistem pencernaan tumbuh secara tidak normal dan membentuk tumor yang ganas. Ada kemungkinan pertumbuhan sel yang abnormal itu bersifat jinak atau tidak ganas. Namun, bila ganas, sel kanker bisa menyebar ke bagian tubuh lain di luar saluran cerna dan menambah tingkat keparahan penyakit.
Kanker saluran cerna alias kanker gastrointestinal terdiri atas berbagai jenis kanker yang mempengaruhi sistem pencernaan, dari kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, sampai rektum dan anus. Karakteristik dan cara penanganan setiap jenis kanker itu berbeda. Namun semuanya berisiko mengakibatkan komplikasi hingga kematian bila terlambat terdeteksi atau tak mendapat perawatan yang sesuai.
Dalam studi di The American Journal of Medicine, dijelaskan bahwa tingkat kematian atau mortalitas pada pasien kanker saluran cerna mencapai 3,7 juta pada 2021. Kanker kolorektal yang menyerang usus besar hingga rektum adalah jenis kanker gastrointestinal yang tercatat memiliki mortalitas tertinggi dengan 1,04 juta kematian, diikuti kanker lambung, kanker kerongkongan, kanker pankreas, kanker hati, dan kanker saluran empedu.
Banyak kasus kanker saluran cerna yang baru terdiagnosis pada saat mencapai stadium lanjut sehingga terlambat ditangani. Kesadaran akan gejala awal menjadi kunci untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien.
Gejala Â
Seringnya gejala kanker saluran cerna tidak muncul hingga tumor telah berkembang lebih lanjut. Gejala yang muncul juga bergantung pada jenis kanker yang dialami. Sejumlah gejala yang umum mencakup:
- Perubahan kebiasaan buang air besar, misalnya diare ataupun sembelit selama beberapa hari
- Nyeri, kram, atau ketidaknyamanan pada perut yang berlangsung lama dan berulang
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja
- Kelelahan yang berlebihan dan terus-menerus walau sudah beristirahat
- Terdapat darah dalam tinja atau ketika muntah yang kerap menandakan adanya masalah pada lambung atau usus besar
Adapun gejala lain yang spesifik termasuk kesulitan menelan pada kasus kanker kerongkongan.
Penyebab Â
Belum ada penelitian yang dapat menjelaskan penyebab pasti kanker saluran cerna. Namun terdapat sejumlah faktor risiko yang teridentifikasi, termasuk:
- Riwayat kanker saluran cerna dalam keluarga
- Kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti banyak mengonsumsi makanan berlemak dan rendah serat
- Adanya polip atau pertumbuhan jinak pada dinding usus
- Mengalami GERD atau asam lambung
- Infeksi bakteri atau virus pada sistem pencernaan
- Kurang beraktivitas fisik
- Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol
- Kelebihan berat badan
Cara Dokter Mendiagnosis Â
Dokter bisa melakukan tes diagnostik tertentu ketika mencurigai pasien mengalami kanker saluran cerna berdasarkan pemeriksaan fisik dan anamnesis atau wawancara medis terhadap pasien. Tes itu antara lain:
- Tes laboratorium yang mencakup tes darah untuk mengidentifikasi tanda-tanda kanker, antara lain keberadaan protein tertentu dalam darah
- Endoskopi atau esofagogastroduodenoskopi (EGD) untuk mengecek bagian dalam saluran cerna, termasuk esofagus, lambung, dan usus
- Kolonoskopi untuk mengecek apakah ada polip pada usus besar dan rektum
- Biopsi atau pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop, biasanya dilakukan berbarengan dengan endoskopi
- Tes pencitraan seperti ultrasonografi, CT scan, PET scan, atau MRI untuk melihat lebih detail kondisi tumor dan penyebarannya
Cara Mengatasi Â
Untuk mengatasi kanker saluran cerna, operasi umumnya menjadi pilihan ketika tumor mudah dijangkau. Operasi dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh jaringan tumor. Namun bila tumor sulit dijangkau atau operasi dapat menimbulkan gangguan yang signifikan terhadap fungsi saluran cerna, dokter akan mengambil pilihan lain, seperti:
- Kemoterapi dengan obat-obatan yang dapat menghentikan pertumbuhan sel kanker, sering juga dilakukan seusai operasi untuk meminimalkan risiko kanker kambuh
- Radioterapi atau terapi radiasi untuk mematikan sel kanker atau memperkecil ukuran tumor sebelum operasi
- Terapi target dengan obat-obatan yang dirancang secara spesifik untuk menargetkan gen atau molekul tertentu yang berperan dalam pertumbuhan sel kanker
- Imunoterapi menggunakan obat-obatan yang berkhasiat menekan atau merangsang sistem imun pasien agar bisa lebih kuat dalam melawan kanker
Komplikasi Â
Komplikasi bisa timbul dari kanker saluran cerna secara langsung ataupun dari pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi kanker itu. Di antaranya:
- Obstruksi atau hambatan pada saluran cerna yang menghalangi aliran makanan dan tinja
- Perforasi atau terbentuknya lubang pada organ pencernaan
- Perdarahan kronis yang bisa menyebabkan anemia
- Pembentukan saluran abnormal yang menghubungkan sejumlah organ pencernaan
- Metastasis atau penyebaran kanker ke organ lain
- Kehilangan massa otot
- Gangguan elektrolit
- Depresi
- Gangguan kecemasan
Pencegahan Â
Tak ada cara yang spesifik dapat mencegah kanker saluran cerna. Walau begitu, terdapat sejumlah cara untuk menekan risikonya, seperti:
- Menerapkan pola makan yang sehat dengan gizi seimbang, termasuk memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat seperti sayuran, buah, dan biji-bijian serta membatasi makanan olahan dan tinggi lemak
- Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
- Mempraktikkan gaya hidup aktif, termasuk berolahraga secara teratur
- Menjalani screening rutin berupa kolonoskopi terutama bagi yang telah berusia 50 tahun ke atas
- Menjaga berat badan yang sehat
Kapan Harus ke Dokter?
Mengingat risiko kanker saluran cerna yang bisa mengancam jiwa, penting untuk memahami kapan mesti mencari bantuan medis. Segera hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya. Mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat waktu akan sangat mempengaruhi peluang keberhasilan penanganan kanker dan kualitas hidup pasien.
Narasumber:
dr. Mulkyawan Bahrun, Sp. B-KBD
Spesialis Bedah Digestif
Primaya Hospital Hertasning
Referensi:
- Mortality of gastrointestinal cancers attributable to smoking, alcohol, and metabolic risk factors, and its association with socioeconomic development status 2000–2021. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0002934324008507. Diakses 16 Januari 2025
- Causes of Death Following Gastric Cancer Diagnosis: A Population-Based Analysis. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10224633/. Diakses 16 Januari 2025
- Gastrointestinal Cancers. https://www.yalemedicine.org/conditions/gastrointestinal-cancers. Diakses 16 Januari 2025
- Symptoms, Conditions, Causes and Risk Factors for Upper GI Cancers. https://www.brownhealth.org/centers-services/upper-gastrointestinal-multidisciplinary-clinic/symptoms-conditions-causes-and. Diakses 16 Januari 2025
- The Rise of Gastrointestinal Cancers as a Global Phenomenon: Unhealthy Behavior or Progress?. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9962127/. Diakses 16 Januari 2025
- Gastrointestinal Tract Cancers, an Increasing Burden of the Modern Era: Epidemiology and Prevention. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10527399/. Diakses 16 Januari 2025