Lutut berperan penting dalam mobilitas, dari mengambil barang, menaiki tangga, hingga sekadar berjalan. Karena itu, ketika nyeri, aktivitas sehari-hari bisa sangat terganggu. Kondisi ini pun tak hanya dialami lansia yang identik dengan penurunan fungsi tubuh seiring dengan pertambahan usia. Berbagai risiko yang ada dalam kehidupan sehari-hari membuat orang dari segala usia bisa mengalaminya. Artikel berikut akan membahas kondisi yang bisa disebabkan oleh berbagai hal ini.
Mengenal Lutut Nyeri
Lutut nyeri adalah kondisi ketidaknyamanan yang terjadi di area sendi lutut. Salah satu sendi terbesar dan terkompleks dalam tubuh manusia ini berfungsi menopang berat badan dan memungkinkan gerakan seperti berjalan, berlari, dan melompat. Namun, karena fungsi yang vital tersebut, lutut rentan terhadap cedera dan kerusakan.
Sendi lutut menghubungkan tulang paha (femur), tulang kering (tibia), dan tempurung lutut (patella) serta didukung oleh berbagai ligamen, tendon, dan tulang rawan. Kerusakan pada salah satu komponen ini dapat memicu nyeri dengan intensitas bervariasi.
Penelitian yang dimuat di Clinical Epidemiology and Global Health menyebutkan nyeri lutut dapat mempengaruhi fungsi fisik dan kualitas hidup penderitanya secara signifikan. Menurut riset itu, risiko nyeri lutut berkaitan dengan usia dan jenis kelamin.
Lutut nyeri merupakan masalah muskuloskeletal (sendi dan otot) yang umum di kalangan lansia dan risikonya cenderung meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Selain itu, kondisi ini empat kali lipat lebih banyak didapati pada perempuan daripada laki-laki. Tanpa penanganan yang tepat, nyeri lutut dapat menjadi persoalan kesehatan kronis yang menghalangi aktivitas sehari-hari, termasuk dalam hal produktivitas dan kehidupan sosial.
Gejala
Gejala lutut nyeri tidak selalu sama pada setiap orang. Gejala itu bisa bervariasi, tergantung penyebab dan tingkat keparahannya. Gejala yang umum mencakup:
- Rasa nyeri yang menusuk, tumpul, atau seperti terbakar yang bisa muncul bahkan ketika sedang beristirahat
- Pembengkakan dan kemerahan di area lutut, biasanya akibat penumpukan cairan atau peradangan di area lutut
- Lutut kaku dan sulit digerakkan atau seperti terkunci sehingga susah diluruskan atau ditekuk karena terasa nyeri, terutama ketika bangun tidur
- Ada suara “klik” atau “krek” ketika lutut digerakkan yang mungkin menandakan adanya kerusakan pada tulang rawan atau ligamen
- Lutut tidak stabil, lemah, atau terasa seperti “copot”
Penyebab
Kondisi lutut nyeri bisa terjadi karena beragam hal. Sejumlah penyebab yang umum antara lain:
- Cedera lutut seperti adanya robekan ligamen atau tulang rawan yang bisa memicu nyeri lutut yang tiba-tiba dan hebat
- Osteoartritis, yakni kondisi degeneratif yang ditandai dengan rusaknya tulang rawan pada sendi lutut, lazim dijumpai pada orang berusia di atas 50 tahun
- Reumatoid artritis, yakni penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan sendi, termasuk lutut
- Peradangan pada kantong berisi cairan yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang dan tendon di area lutut (bursitis)
- Tendinitis atau peradangan pada tendon, yaitu jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang
- Penyakit Osgood-Schlatter, yakni kondisi umum pada remaja yang aktif secara fisik seiring dengan pertumbuhan yang dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan di bawah tempurung lutut
- Gout atau penumpukan kristal asam urat pada sendi, termasuk lutut
- Infeksi pada sendi lutut
- Fracture atau patah tulang adalah kondisi Ketika tulang retak, patah atau pecah
Seseorang lebih berisiko mengalami nyeri bila memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Demikian juga orang yang melakukan aktivitas fisik yang berlebihan, terutama yang melibatkan gerakan berulang atau benturan lutut, termasuk atlet olahraga kontak seperti sepak bola dan basket.
Cara Dokter Mendiagnosis
Untuk mendiagnosis dan memastikan penyebab nyeri, dokter umumnya akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang meliputi:
Wawancara Medis
Dokter akan menanyakan soal semua gejala yang dirasakan, riwayat cedera sebelumnya, serta aktivitas fisik sehari-hari yang mungkin berkontribusi terhadap kondisi nyeri lutut.
Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa area lutut untuk melihat tanda-tanda pembengkakan, kemerahan, atau ketidakstabilan, termasuk mengevaluasi rentang gerak dan menekan bagian tertentu untuk melihat respons nyeri.
Tes Pencitraan
Tes seperti sinar-X, magnetic resonance imaging (MRI), atau pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan) bisa membantu dokter melihat kondisi tulang, tulang rawan, dan jaringan lunak di sekitar lutut serta mendiagnosis penyebab nyeri seperti osteoartritis dan kerusakan komponen lutut.
Tes Darah
Jika dicurigai adanya infeksi atau penyakit autoimun seperti reumatoid artritis, dokter mungkin akan merekomendasikan tes darah guna memeriksa faktor-faktor seperti kadar asam urat atau antigen reumatoid.
Aspirasi Cairan Sendi
Selain tes darah, pemeriksaan di laboratorium untuk mendiagnosis lutut nyeri bisa dilakukan dengan aspirasi cairan sendi, yakni prosedur pengambilan sampel cairan dari sendi lutut. Sampel cairan ini akan dianalisis di laboratorium untuk mencari tanda-tanda gout, infeksi, atau kondisi lain yang memicu nyeri lutut.
Cara Mengatasi
Penanganan lutut nyeri harus disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Untuk kasus yang ringan, perawatan di rumah bisa dilakukan dengan cara:
- Beristirahat: Menghindari aktivitas yang memperburuk nyeri lutut.
- Es: Mengompres lutut dengan es selama 15-20 menit beberapa kali sehari.
- Kompresi: Memalut lutut dengan perban elastis untuk membantu mengurangi pembengkakan.
- Elevasi: Mengangkat lutut hingga di atas posisi jantung untuk meredakan pembengkakan.
Adapun cara yang biasa ditempuh dokter untuk mengatasi nyeri lutut meliputi:
- Pemberian obat-obatan antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen untuk membantu mengurangi nyeri dan peradangan
- Terapi fisik atau fisioterapi untuk meningkatkan fleksibilitas dan membantu menguatkan otot-otot di area lutut
- Suntikan kortikosteroid untuk meredakan peradangan dan nyeri dalam kasus yang parah
- Operasi bila lutut sudah sangat rusak, di antaranya dengan artroskopi atau penggantian sendi lutut baik total maupun sebagian
Komplikasi
Lutut nyeri bisa mengarah pada komplikasi bila tak ada penanganan yang tepat. Risiko komplikasi itu antara lain:
- Kerusakan sendi permanen yang bisa menyebabkan kecacatan akibat osteoartritis
- Risiko jatuh dan cedera karena kelemahan dan ketidakseimbangan komponen lutut
- Penurunan mobilitas yang berdampak pada penurunan kualitas hidup yang signifikan
- Depresi dan kecemasan akibat keterbatasan aktivitas
Pencegahan
Lutut nyeri umum terjadi ketika usia makin bertambah. Tapi ada langkah tertentu yang bisa diambil untuk mencegah terjadinya kondisi ini, seperti:
- Olahraga secara teratur untuk memperkuat otot-otot di sekitar lutut dan meningkatkan fleksibilitas, seperti berenang atau bersepeda
- Menjaga berat badan yang sehat sehingga menghindari tekanan tambahan pada lutut yang membuat lutut rentan cedera
- Menggunakan alas kaki yang tepat ketika beraktivitas, termasuk saat berolahraga
- Membatasi atau menghindari aktivitas yang memberikan tekanan berlebihan pada lutut, misalnya melompat atau berlari di permukaan yang tidak rata.
- Melakukan pemanasan dan pendinginan yang tepat sebelum dan setelah berolahraga
Kapan Harus ke Dokter?
Nyeri lutut memang bisa sangat mengganggu. Tapi, dengan penanganan yang tepat, Anda bisa segera kembali beraktivitas dengan nyaman. Jangan ragu mencari bantuan medis jika gejala yang dialami kian parah meski sudah menjalani perawatan di rumah.
Narasumber:
dr. Arimurti Pratianto, Sp. OT
Spesiais Ortopedi dan Traumatologi
Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- The Impact of Chronic Pain, Stiffness and Difficulties in Performing Daily Activities on the Quality of Life of Older Patients with Knee Osteoarthritis. https://www.mdpi.com/1660-4601/19/24/16815. Diakses 10 Maret 2025
- Current Surgical Treatment of Knee Osteoarthritis. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3200113/. Diakses 10 Maret 2025
- Effect of Diet and Exercise on Knee Pain in Patients With Osteoarthritis and Overweight or Obesity. https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2799405. Diakses 10 Maret 2025
- Knee pain and its influence on quality of life and physical function in Jazan adult population: A cross sectional study. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2213398423001331. Diakses 10 Maret 2025
- Evaluation and Treatment of Knee Pain: A Review. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/37874571/. Diakses 10 Maret 2025
- Estimating the Prevalence of Knee Pain and the Association between Illness Perception Profiles and Self-Management Strategies in the Frederiksberg Cohort of Elderly Individuals with Knee Pain: A Cross-Sectional Study. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7916203/. Diakses 10 Maret 2025
- Prevalence of Knee Pain and Its Influence on Quality of Life and Physical Function in the Korean Elderly Population: A Community Based Cross-Sectional Study. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3172649/. Diakses 10 Maret 2025
- Osgood-Schlatter Disease (Knee Pain). https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases–conditions/osgood-schlatter-disease-knee-pain/. Diakses 10 Maret 2025
- Knee Joint. https://my.clevelandclinic.org/health/body/24777-knee-joint. Diakses 10 Maret 2025