• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Stenosis Katup Jantung: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Stenosis Katup Jantung

Jantung kita memiliki katup yang memiliki fungsi sangat penting dalam sistem peredaran darah. Ketika terjadi masalah pada katup jantung, imbasnya akan terasa ke seluruh tubuh karena sirkulasi darah terganggu. Salah satu masalah itu adalah stenosis (penyempitan) katup jantung yang mungkin memerlukan penanganan berupa operasi perbaikan atau penggantian karena bisa menyebabkan kematian bila berkembang kian parah dan dibiarkan tanpa perawatan.

Mengenal Stenosis Katup Jantung

Stenosis katup jantung adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika satu atau lebih katup jantung mengalami penyempitan atau tak dapat terbuka sepenuhnya. Katup jantung dianalogikan seperti pintu rumah, bekerja dengan cara terbuka dan tertutup untuk mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Terdapat empat katup jantung, yakni aorta, mitral, pulmonal, dan trikuspid.

buat jani dokter primaya

Ketika terjadi stenosis, aliran darah yang melewati katup itu terhambat. Walhasil, jantung akan bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan menyebabkan masalah yang lebih serius seperti aritmia dan gagal jantung. Kondisi ini bisa berkembang perlahan selama bertahun-tahun, tapi bisa juga lebih cepat, tergantung penyebab yang mendasarinya.

Stenosis katup jantung bisa terjadi pada salah satu katup atau lebih, tapi yang paling sering terkena adalah katup aorta dan katup mitral. Stenosis katup jantung bisa terjadi sebagai kondisi bawaan atau karena faktor lain. Menurut studi di European Society of Cardiology, stenosis aorta relatif jarang terjadi pada individu berusia di bawah 65 tahun tanpa adanya kelainan bawaan, namun di Indonesia kerap kali ditemukan stenosis katup aorta tanpa sebab yang jelas (asimptomatik).

Gejala  

Stenosis katup jantung kerap terjadi tanpa gejala pada tahap awal. Tapi, seiring dengan waktu, stenosis yang parah bisa menimbulkan gejala yang mengganggu dan berisiko. Gejala ini bisa bermacam-macam, tergantung katup mana yang terkena dan tingkat keparahannya. Gejala yang umum meliputi:

  • Sesak napas atau kesulitan bernapas, terutama ketika melakukan kegiatan fisik. Biasanya jika sesak pada saat istirahat sudah terjadi stenosis katup berat.
  • Nyeri dada atau angina, khususnya ketika jantung berupa keras memompa darah melewati katup yang menyempit
  • Pusing hingga pingsan akibat tersendatnya aliran darah ke otak
  • Kelelahan karena jantung tak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan efisien
  • Detak jantung menjadi lebih cepat atau tak beraturan
  • Pembengkakan pada kaki atau perut
  • Kerap batuk, terutama ketika berbaring dan pada malam hari

Penyebab Stenosis Katup Jantung

Stenosis katup jantung bisa terjadi karena kondisi kelainan bawaan atau sudah ada sedari lahir, misalnya katup aorta yang hanya punya dua daun katup alih-alih tiga. Namun ada juga faktor lain yang bisa menyebabkan stenosis pada katup jantung, seperti:

  • Penuaan yang membuat katup jantung mengalami kalsifikasi (pengerasan) dan penebalan sehingga menyempit
  • Komplikasi demam reumatik akibat infeksi streptokokus yang menyebabkan kerusakan katup jantung
  • Infeksi pada lapisan dalam jantung akibat kuman yang terbawa dari oral hygine yang buruk.
  • Terapi radiasi pada dada, misalnya untuk mengobati kanker payudara, yang efek sampingnya bisa merusak katup jantung
  • Aterosklerosis atau penumpukan plak di pembuluh darah arteri
  • Kondisi autoimun yang bisa mempengaruhi katup jantung, antara lain lupus dan artritis reumatoid
Baca Juga:  Kenali Gejala Angioedema, Kondisi Wajah Bengkak dan Gatal secara Tiba-Tiba

Cara Dokter Mendiagnosis Stenosis Katup Jantung

Dokter dapat mendiagnosis katup jantung dengan serangkaian pemeriksaan yang meliputi:

  • Pemeriksaan detak jantung dengan stetoskop untuk mendeteksi irama detak jantung serta suara murmur yang biasanya mengindikasikan aliran darah yang terlalu cepat dari jantung
  • Ekokardiografi dengan teknologi gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung yang meliputi struktur katup serta gerakan dan aliran darah
  • Elektrokardiogram (EKG) untuk merekam aktivitas kelistrikan jantung berkaitan dengan aritmia atau gangguan irama detak jantung
  • Rontgen dada untuk mengecek apakah ada pembesaran jantung atau penumpukan cairan di paru-paru
  • Kateterisasi jantung, yakni prosedur memasukkan kateter ke jantung lewat pembuluh darah guna mengukur tekanan dalam ruang-ruang jantung serta mendapatkan gambaran aliran darah

Cara Mengatasi Stenosis Katup Jantung

Untuk menangani stenosis katup jantung, dokter akan terlebih dahulu menentukan tingkat keparahan kondisi serta gejala yang dialami pasien. Pilihan untuk mengatasi kondisi ini antara lain:

  • Pemantauan dan pemeriksaan rutin untuk kasus yang ringan atau tak bergejala
  • Pengobatan untuk mengendalikan gejala, seperti diuretik untuk mengurangi penumpukan cairan dan beta-blocker untuk mengontrol detak jantung
  • Valvuloplasti balon, yakni prosedur minimal invasif untuk memasukkan dan mengembangkan sejenis balon ke katup yang menyempit lewat kateter agar katup melebar
  • Penggantian katup yang rusak dengan katup buatan, bisa menggunakan prosedur bedah terbuka ataupun minimal invasif sesuai dengan kondisi pasien
  • Operasi untuk memperbaiki katup yang menyempit

Komplikasi Stenosis Katup Jantung

Stenosis katup jantung yang kerap tak menimbulkan gejala berisiko menyebabkan komplikasi yang serius bila tak mendapat penanganan yang tepat. Komplikasi itu antara lain:

  • Gagal jantung ketika jantung gagal berfungsi sebagaimana mestinya lantaran sebelumnya melemah akibat bekerja terlalu keras dalam memompa darah
  • Aritmia atau irama jantung tidak normal yang bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular
  • Emboli atau tersumbatnya pembuluh darah yang bisa terjadi ketika bekuan darah di area sekitar katup yang menyempit terlepas. Kondisi ini bisa menyebabkan stroke
  • Infeksi katup jantung
  • Kematian mendadak
  • Gagal ginjal akut karena kurangnya suplai darah ke ginjal
Baca Juga:  Varian India Kappa Virus Corona, Apakah Lebih Berbahaya?

Pencegahan Stenosis Katup Jantung

Stenosis katup jantung tak selalu bisa dicegah karena ada faktor yang tak bisa diubah, seperti pertambahan usia dan kelainan bawaan. Namun untuk faktor lain bisa dilakukan upaya pencegahan seperti:

  • Menerapkan gaya hidup sehat dengan makan makanan bergizi seimbang dan rutin berolahraga
  • Menghindari rokok
  • Mengelola kondisi kesehatan yang bisa meningkatkan risiko stenosis seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan diabetes
  • Menjaga kebersihan mulut dengan baik agar tak terjadi infeksi yang bisa menjalar hingga jantung
  • Menjalani pengobatan yang direkomendasikan jika ada kondisi seperti demam reumatik yang bisa menyebabkan kerusakan katup jantung
  • Untuk pasien >35tahun dianjurkan rutin Medical Check Up untuk melihat kondisi umum tubuh

Kapan Harus ke Dokter?

Stenosis katup jantung adalah kondisi serius yang bisa mempengaruhi kualitas hidup dan mengancam jiwa bila tak ditangani dengan tepat. Karena itu, bila ada gejala atau terdapat faktor risiko stenosis, sebaiknya segera datangi dokter untuk berkonsultasi. Bagi yang memiliki faktor risiko tinggi, pemeriksaan jantung rutin bisa mendeteksi masalah lebih awal sehingga penanganan dapat dilakukan sedini mungkin untuk memperbesar peluang pemulihan.

Narasumber :

dr. Nurima Ulya Dwita, Sp.BTKV

Spesialis Bedah Thoraks, Kardiak dan Vaskular

Primaya Hospital Bekasi Barat

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below