Thermal ablation adalah salah satu prosedur medis yang makin populer beberapa tahun terakhir. Teknik ini memanfaatkan temperatur dingin ataupun panas untuk menghancurkan sel-sel yang tidak normal di dalam tubuh, termasuk tumor baik yang jinak maupun ganas. Seluk-beluk prosedur ablasi termal akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.
Mengenal Thermal Ablation
Thermal ablation adalah prosedur medis yang menggunakan energi panas atau dingin untuk menghancurkan jaringan abnormal, seperti tumor atau lesi lain. Teknik ini sering digunakan dalam pengobatan kanker, termasuk kanker hati, paru-paru, ginjal, dan tiroid, pada stadium awal. Prosedur ini juga bisa diterapkan untuk menangani kondisi non-kanker seperti varises.
Suhu panas yang digunakan dalam thermal ablation bisa berasal dari berbagai sumber, seperti frekuensi radio (radiofrequency ablation), gelombang mikro (microwave ablation), atau laser. Adapun suhu dingin dalam prosedur ini menggunakan gas argon atau nitrogen cair (cryoablation). Meski memanfaatkan suhu yang berbeda, keduanya sama-sama dapat menyebabkan kerusakan seluler dan menghancurkan jaringan yang abnormal.
Prosedur thermal ablation banyak dipilih karena minim invasi. Artinya, tidak diperlukan sayatan besar seperti operasi tradisional walau dapat pula dilakukan dengan metode bedah terbuka. Menurut kajian yang dimuat di IEEE Pulse, prosedur ini bisa diterapkan menggunakan pendekatan laparoskopi atau endoskopi, tapi paling lazim memakai metode perkutan atau non-invasif. Pilihan pendekatan bergantung pada jenis tumor, lokasi anatomis, dan preferensi dokter serta kondisi kesehatan pasien secara umum.
Siapa Saja yang Memerlukan
Thermal ablation bisa direkomendasikan untuk mengatasi sejumlah kondisi yang melibatkan jaringan yang abnormal. Di antaranya:
- Tumor hati
- Kanker paru-paru stadium awal
- Tumor ginjal
- Kanker tulang
- Kanker tiroid
- Tumor ginjal
- Kanker prostat
- Fibroid uterus
- Varises
Pasien tumor hati yang tak bisa dioperasi atau berukuran kecil biasanya menjadi kandidat ideal untuk thermal ablation. Penelitian menunjukkan ablasi bisa menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang serupa dengan operasi pada pasien dengan tumor hati kecil.
Kapan Seseorang Memerlukan Thermal Ablation
Dokter akan mempertimbangkan sejumlah faktor sebelum menilai seorang pasien memerlukan thermal ablation. Berikut ini beberapa situasi ketika seseorang mungkin memerlukan thermal ablation:
- Tumor terlalu kecil atau sulit dijangkau jika hendak dilakukan operasi secara konvensional
- Kondisi kesehatan pasien tak mendukung bila hendak menjalani operasi konvensional
- Pasien memilih tindakan yang tidak invasif
- Tumor kambuh setelah sebelumnya dioperasi
- Sebagai tindakan paliatif untuk mengurangi gejala dalam kasus kanker stadium lanjut
Manfaat/Tujuan
Thermal ablation bertujuan menghancurkan jaringan abnormal yang ada dalam tubuh secara spesifik sehingga jaringan sehat di sekitarnya tak ikut rusak. Adapun keunggulannya meliputi:
- Minim invasif (hanya perlu sayatan kecil) atau non-invasif (tak memerlukan sayatan sama sekali)
- Masa pemulihan lebih cepat, pasien bisa menjalani rawat jalan alih-alih rawat inap
- Efektivitas tinggi untuk mengatasi tumor yang kecil
- Prosedur bisa diulang bila dibutuhkan
- Risiko komplikasi lebih rendah
- Kualitas hidup pasien bisa segera meningkat
Persiapan
Pasien harus menempuh sejumlah persiapan sebelum menjalani thermal ablation, seperti:
- Konsultasi medis dan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan apakah pasien adalah kandidat yang ideal untuk thermal ablation dan menentukan jenis ablasi apa yang tepat.
- Pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi fungsi organ terkait dan kondisi pembekuan darah pasien
- Pencitraan diagnostik dengan MRI atau CT scan guna menentukan ukuran dan lokasi tumor
- Penyetopan konsumsi obat tertentu yang bisa meningkatkan risiko perdarahan, seperti obat pengencer obat
- Puasa selama 6-8 jam
- Diskusi dengan dokter mengenai manfaat dan risiko prosedur yang akan dijalani
Prosedur dan Pelaksanaan
Prosedur thermal ablation tergantung jenis ablasi yang dilakukan. Langkah yang umum meliputi:
- Pemberian anestesi umum atau lokal, tergantung lokasi tumor dan teknik ablasi
- Pencitraan dengan MRI atau CT scan untuk memandu penempatan alat ablasi yang berbentuk seperti jarum
- Alat ablasi dimasukkan ke area tumor
- Energi thermal ablasi dihantarkan lewat alat ablasi untuk memanaskan/mendinginkan jaringan yang abnormal agar bisa dihancurkan
- Seusai proses ablasi, alat dikeluarkan dan luka ditutup
Selama prosedur, dokter akan memantau suhu dan durasi demi memastikanjaringan abnormal telah dihancurkan tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya.
Perawatan Pasca Thermal Ablation
Seusai prosedur, pasien biasanya akan menjalani pemulihan dan observasi kondisi yang singkat di rumah sakit sebelum diperbolehkan pulang. Perawatan setelah thermal ablation meliputi:
- Pemantauan kondisi selama beberapa saat di rumah sakit untuk mengecek tanda-tanda vital dan memastikan tak terjadi komplikasi
- Manajemen nyeri dengan pemberian obat pereda nyeri yang diresepkan dokter
- Tidak melakukan kegiatan fisik yang berat selama beberapa hari atau minggu sesuai dengan instruksi dokter demi mendukung pemulihan
- Pemantauan lanjutan di kemudian hari mungkin diperlukan untuk memastikan keberhasilan prosedur dan mendeteksi kemungkinan tumor kambuh lagi
Adakah Efek Samping Keamanan prosedur thermal ablation telah teruji. Namun kemungkinan adanya efek samping tak bisa dihindari seperti tindakan bedah pada umumnya. Di antaranya:
- Nyeri sementara dan ringan pada area yang mengalami ablasi
- Infeksi yang bila terjadi biasanya pada lokasi ablasi atau bekas sayatan
- Kerusakan pada jaringan sehat di area tumor, terutama bila berada di dekat struktur vital
- Sindrom pasca-ablasi dengan gejala mirip flu seperti demam dan tidak enak badan
- Sensasi dingin pada area ablasi bila menggunakan cryoablation
Thermal Ablation di Primaya Hospital
Primaya Hospital dapat melayani pasien yang membutuhkan tindakan thermal ablation dengan profesional, teliti, dan optimal. Perpaduan tim medis yang berpengalaman dan peralatan modern serta fasilitas terbaik di Primaya Hospital akan memastikan pasien mendapatkan perawatan yang tepat dengan nyaman.
Narasumber:
Dokter Umum
Primaya Hospital Sukabumi
Referensi:
- Thermal Tumor Ablation in Clinical Use. https://ieeexplore.ieee.org/document/6042585. Diakses 14 Agustus 2024
- Thermal Ablation for Tumor Treatment. https://www.radiologyinfo.org/en/info/thermal-ablation-therapy. Diakses 14 Agustus 2024
- Thermal ablation for hepatocellular carcinoma: what’s new in 2019. https://cco.amegroups.org/article/view/33396/html. Diakses 14 Agustus 2024
- Cryoablation: Mechanism of Action and Devices. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6661161/. Diakses 14 Agustus 2024
- Percutaneous Radiofrequency Ablation (RFA) of Liver Tumors. https://emedicine.medscape.com/article/1390475-overview?form=fpf. Diakses 14 Agustus 2024
- Microwave ablation versus radiofrequency ablation for the treatment of hepatocellular carcinoma: A systematic review and meta-analysis. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26794414/. Diakses 14 Agustus 2024
- Microwave ablation compared with hepatic resection for the treatment of hepatocellular carcinoma and liver metastases: a systematic review and meta-analysis. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31182102/. Diakses 14 Agustus 2024
- Treatment using heat to destroy liver cancer (thermal ablation). https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/liver-cancer/treatment/thermal_ablation. Diakses 14 Agustus 2024
- WHO guidelines for the use of thermal ablation for cervical pre-cancer lesions. https://www.who.int/publications/i/item/9789241550598. Diakses 14 Agustus 2024